Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cawapres Ganjar Dinilai Perlu Kantongi Restu Jokowi dan Megawati

Kompas.com - 11/05/2023, 08:19 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, ada dua kriteria khusus yang tidak bisa dibantah untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari kandidat calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Yang pertama, kata Adi, cawapres Ganjar harus direstui oleh Megawati Soekarnoputri selalu Ketua Umum PDI-P.

"Ada kriteria khusus yang saya kira memang tidak bisa dibantah oleh siapapun yang ingin menjadi pendamping Ganjar. Pertama, cawapres Ganjar itu adalah mereka yang direstui, dikehendaki dan diinginkan oleh Megawati sebagai ketua umum parpol," ujar Adi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

"Karena apapun judulnya, Ganjar itu adalah kader PDI-P di mana yang bisa menentukan segala sesuatu keputusan politiknya ada di tangan ketua umum," tutur dia.

Baca juga: Ironi Manuver Sandiaga: Gagal Dapatkan Tiket Cawapres Ganjar, Kini Dekati Anies Lewat PKS

Kriteria kedua, yakni cawapres Ganjar adalah mereka yang disetujui, dikehendaki dan direstui juga oleh Joko Widodo.

Menurut Adi, walau bagaimanapun juga Jokowi merupakan kader PDI-P yang saat ini menjadi presiden.

"Dua hal ini saya kira akan mengemuka soal siapapun yang nantinya akan dampingi Ganjar. Kalau mau ditambahkan, syarat yang ketiga, yakni cawapres yang bisa menambah kekurangan Ganjar Pranowo," ungkap Adi.

"Terutama untuk meningkatkan elektabilitas misalnya di basis-basis yang selama ini Ganjar lemah. Misalnya di Banten, Jawa Barat, sedikit di Jakarta dan di wilayah Sumatra," lanjut dia.

Baca juga: Megawati Bilang 10 Orang Mau Jadi Cawapres, Ganjar: Yang Tahu Bu Mega

Adi menyebutkan, di wilayah tersebut saat ini elektabilitas Ganjar masih lemah.

Adi menjelaskan, dari sekian banyak nama yang saat ini mengemuka disebut-sebut cocok mendampingi Ganjar di pilpres mendatang, semuanya punya peluang kecocokan.

Antara lain, Sandiaga Uno, Erick Thohir, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar.

"Semua itu cocok. Sama-sama masuk akal. Karena sama-sama berada dalam satu kolom pemerintah," kata Adi.

Namun, dia mengakui, Erick Thohir dan Sandiaga Uno lebih menonjol dibandingkan nama-nama lain.

Baca juga: Gerindra Tak Pernah Ada Pikiran Jadikan Prabowo sebagai Cawapres Ganjar

"Antara Sandi dan Erick ini relatif bisa memungkinkan. Tinggal bagaimana mengkonklusikan, bagaimana mengkonkretkan. Siapa cawapres definitif yang bisa berdampingan dengan Ganjar," tambah Adi.

Sementara itu sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi sudah membahas figur cawapres sebelum Ganjar Pranowo diumumkan sebagai bakal capres.

Hasto menyebut, pembahasan itu dilakukan Megawati dan Jokowi di Istana pada Maret.

Hal ini ia katakan saat ditanya kemungkinan sosok cawapres pendamping Ganjar dikenalkan pada saat puncak perayaan bulan Bung Karno pada 24 Juni mendatang.


"Sebagaimana diketahui ketika Ibu Megawati Soekarnoputri bersama Bapak Presiden Jokowi bertemu di Istana Merdeka selama tiga jam, di situ juga sudah dibahas figur-figur siapa dari calon wakil presiden," kata Hasto ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Akan tetapi, Hasto melanjutkan, pembahasan mengenai cawapres itu masih dinamis.

Pembahasan cawapres pun terus berlanjut setelah Megawati mengumumkan Ganjar sebagai bakal capres pada 21 April.

"Kemudian dipertajam pada saat mau mengumumkan Bapak Ganjar Pranowo pada tanggal 21 April dan kemudian ini terus dilakukan pembahasan secara dinamis," ungkap dia.

Hasto menambahkan, pihaknya juga sempat memunculkan 10 nama kandidat cawapres bakal pendamping Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com