Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Akar Masalah Bentrok TNI Vs Polri yang Tak Kunjung Berakhir

Kompas.com - 03/05/2023, 11:37 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan TNI dan Polri belakangan ini tengah mendapat sorotan tajam usai rentetan bentrokan yang melibatkan sejumlah personel.

Ironisnya, bentrokan terjadi pada waktu yang cukup berdekatan.

Bentrokan pertama terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (14/4/2023). Sejumlah personel TNI merusak kendaraan, pos, hingga kantor Polri yang dipicu kesalahpahaman.

Bentrokan juga terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (19/5/2023).

Akibat bentrokan ini, empat anggota polisi terluka, tiga sepeda motor dibakar, satu mobil patroli polisi dibakar, satu mobil dibakar, tiga Pos Polisi dirusak.

Seperti yang terjadi di Makassar, pemicu bentrokan ini karena kesalahpahaman antara anggota polisi dan Polisi Militer TNI AD pada pertandingan futsal di GOR Oepoi Kupang.

Lalu disusul peristiwa penyerangan yang terjadi di Mapolres Jeneponto, Sulawesi Selatan pada Kamis, (27/4/2023), sekira pukul 01.45 WITA. Penyerangan diduga dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).

Lantas, apa akar permasalahan yang membuat personel TNI dan Polri mudah berselisih?

Damai

Peristiwa bentrokan antara personel TNI dan Polri sering kali dianggap selesai usai terdapat kesepakatan damai.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut penyelesaian damai, dalam artian bermaaf-maafan, bukanlah contoh yang baik bagi pembangunan kepatuhan hukum, baik di internal TNI-Polri maupun pada masyarakat.

Fahmi menyatakan bahwa hukum harus ditegakkan pada siapa pun yang bersalah dan melakukan perbuatan melawan hukum.

Baca juga: Bentrokan TNI dan Polri di Kupang, 10 Saksi Diperiksa

Sebaliknya, para pimpinan terutama di lapangan harus mampu memberi teladan dan meningkatkan pengawasan.

"Bukan malah membiarkan atau malah memfasilitasi arogansi dan aksi main hakim sendiri," ujar Fahmi kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Ego sektoral dan arogansi

Ilustrasi pasukan TNI. ANTARA FOTO/YUSRAN UCCANG Ilustrasi pasukan TNI.
Ego sektoral dan arogansi dinilai menjadi pangkal permasalahan berikutnya.

Fahmi mengatakan, TNI dan Polri pada dasarnya didesain sebagai alat kekerasan negara dalam rangka menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah, melindungi masyarakat, memelihara keamanan dan menegakkan hukum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com