Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Buruh: Baru Sebut Ganjar Pranowo, Kelompok Anies-Prabowo Menyerang

Kompas.com - 01/05/2023, 19:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menegaskan, partainya tidak ingin memainkan politik fitnah dan hoax.

Hal ini dikatakannya dalam kegiatan May Day Fiesta untuk memperingati Hari Buruh Internasional tahun 2023 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2023).

"Partai buruh mengharamkan politik fitnah, politik-politik yang mengecilkan martabat orang," kata Said Iqbal dalam May Day Fiesta di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: BERITA FOTO: KSPSI dan Partai Buruh Temui Ganjar Pranowo

Ia lantas menceritakan pengalamannya memberikan dukungan di pemilu-pemilu sebelumnya. Pada Pemilu beberapa tahun lalu, ia menyatakan mendukung Prabowo Subianto.

Saat itu, para pendukung dan parpol pengusung Prabowo memujinya. Begitu pula ketika menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan.

Namun, simpati keduanya justru berubah menjelang Pilpres tahun depan, menyusul munculnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam rakernas Partai Buruh.

Ganjar menjadi satu dari empat sosok yang dipilih untuk menjadi capres dalam rakernas tersebut.

Baca juga: BERITA FOTO: Serikat Buruh KSPSI Dukung Ganjar Pranowo Jadi Capres

"Dulu waktu kami mendukung Prabowo, termasuk saya sebagai presiden KSPI, dipuji-puji oleh kelompok Prabowo. Ketika kami mendukung Anies, dipuji-puji oleh kelompok, oleh kelompok yang mendukung Anies," ucap dia.

"Hari ini baru menyebut saja, Ganjar Pranowo, satu dari empat capres yang didukung berdasarkan keputusan rakernas, kelompok Anies dan kelompok Prabowo menyerang. Itu kami enggak suka," imbuh Said Iqbal.

Padahal menurut dia, terpilihnya Ganjar di dalam rakernas tak serta-merta membuat Partai Buruh memberikan dukungan penuh kepada sosok kader PDI-P tersebut.

Baca juga: Bahas Isu Kesejahteraan hingga UU Cipta Kerja Bareng Buruh, Ganjar: Diskusinya Cukup Tajam

Ia menyampaikan, pemilihan capres akan melalui tiga tahapan. Tahap pertama yang sudah berlangsung adalah rakernas, yang memunculkan empat nama bacapres.

Di tahap kedua, Partai Buruh akan melakukan konvensi, salah satunya dengan menyebar kuisioner melalui pesan instan WhatsApp untuk memilih satu dari empat nama yang diusulkan dalam Rakernas.

Kemudian di tahap terakhir, ada rapat presidium untuk menentukan nama capres oleh 11 organisasi pendiri Partai Buruh.

Baca juga: KSPSI All Out Dukung Ganjar Jadi Capres karena Berani Dialog dengan Buruh

"Partai Buruh pilih siapa? Partai Buruh pilih orang yang akan diputuskan 3 tahap. Konvensinya bulan Juni-Juli. Terakhir setelah hasil konvensi ada 1 tahap lagi, yaitu rapat presidium yang diputuskan oleh 11 organisasi pendiri partai buruh. Jadi ketat di Partai Buruh itu," ungkap Iqbal.

Dia pun memastikan, pihaknya tidak akan berkoalisi dengan partai politik yang mendukung omnibus law Cipta Kerja, termasuk dengan capres yang didukung melalui koalisi partai tersebut.

"Kami tidak akan berkoalisi dengan parpol yang mengesahkan daripada UU Cipta Kerja. Partai buruh hanya berkoalisi dengan capres yang nanti akan dipilih melalui rakernas, melalui konvensi Partai Buruh, dan melalui presidium. Belum diputuskan Ganjar Pranowo," tegas Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com