Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu WNI di Sudan, Kerajaan Arab Saudi Berikan Bantuan Logistik dan Visa Tinggal Sementara

Kompas.com - 27/04/2023, 16:43 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerajaan Arab Saudi memberikan beberapa fasilitas kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi.

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah Al Amudi mengatakan, fasilitas bantuan logistik kebutuhan pokok dan mempermudah visa tinggal.

"Fasilitas diberikan kepada mereka, kepada warga Indonesia yang telah tiba di Jeddah baik itu berkaitan dengan Visa maupun tinggal sementara dan juga kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya sehingga mereka kembali ke tanah air," ujar Faisal dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2023).

Faisal juga mengatakan, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen membantu evakuasi para WNI yang masih berada di Sudan.

Baca juga: Kronologi Bus Evakuasi WNI di Sudan Kecelakaan hingga 3 Orang Terluka

Kerajaan Arab Saudi telah berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait di Sudan dan organisasi internasional agar Sudan bisa kembali aman ditinggali.

Sedangkan untuk proses evakuasi, Faisal mengatakan tindakan Kerajaan Arab Saudi menjadi potret positif memberikan perhatian bagi Warga Negara Asing (WNA).

"Mereka memberikan gambar yang sangat baik bagaimana Kerajaan Arab Saudi memberikan perhatiannya juga memberikan hal-hal yang diperlukan pada mereka sehingga mereka sampai di tanah air dengan selamat," ucap dia.

Baca juga: Kemenlu: 897 WNI Dievakuasi ke Port Sudan, 557 di Antaranya Dilayarkan ke Jeddah

Sebagai informasi, 557 WNI berhasil dievakuasi dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi. Ratusan WNI tersebut tiba di Jeddah sekitar pukul 09.00 WIB pada Rabu (26/4/2023) kemarin.

Rincian WNI yang tiba di Jeddah terdiri dari 332 laki-laki, 199 perempuan dan 36 anak-anak.

Mereka dievakuasi lewat jalur laut melalui kota Port Sudan menuju pelabuhan Jeddah, Arab Saudi.

Diketahui, Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

Pertempuran yang tiba-tiba tersebut menghancurkan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil di Sudan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com