Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Geopolitik Indonesia dan Salah Kaprah Doktrin Perang Dunia

Kompas.com - 19/04/2023, 15:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengaruh geopolitik untuk memengaruhi suatu negara dalam penyelanggaraan pemilu juga bisa ditempuh oleh kepentingan negara asing. Dan secara tidak kasat mata, terjadi perang.

Indonesia yang sedang menuju pemilu serentak 2024, tentulah harus menyadari hal ini. Potensi campuran tangan asing tanpa kasat mata, penting untuk diantisipasi sejak dini.

Tambahan lagi jelang Pemilu 2024, terdapat sejumlah kepala daerah yang habis masa jabatannya sebelum pelaksanaan Pemilu.

Dalam Tahun 2022 dan 2023 terdapat 171 kepala daerah, yang terdiri dari 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota, yang akan berakhir masa jabatannya.

Maka ini harus mendapat perhatian serius dari semua komponen bangsa agar kepentingan asing –yang bisa menimbulkan perang secara kasat mata—dapat dicegah.

Memperkuat Kebangsaan

Atmosfer etika politik dunia semakin salah kaprah doktri perang itu, mengindikasikan pula bahwa abad ke 21 ini menjadi momentum pergeseran pengaruh kekuatan bipolar negara besar.

Sistem ini sejak abad ke-19 terlalu mendikte dan mengeksploitasi, sehingga negara besar menjadi kuasa dunia demi melakukan kepentingannya dengan pelbagai cara (proxy war) untuk menyebarkan ideologi dan pengaruhnya.

Untuk itu pengaruh tersebut harus digeser, maka dunia unipolar dengan hegemoni Barat ini sudah mengalami pengikisan dari berbagai sisi.

Krisis dan ketidakadilan sosial di dunia menjadi gugatan rutin oleh banyak negara dan gerakan sosial internasional.

Bersamaan pula kebangkitan China, Rusia, India, dan perubahan politik di Amerika Latin selama paruh pertama Abad-21 memberi tanda tentang datangnya perubahan tata dunia.

Pergeseran geopolitik ini dapat dilihat juga pada perubahan dalam imbangan kekuatan ekonomi dan militer—yang terutama dipelopori oleh China dan Rusia.

Selain itu, juga mulai menguat kritik terhadap standar ganda Barat terhadap berbagai isu yang digunakan berdasarkan kepentingan mereka sendiri.

Jauh sebelum itu para pendiri republik ini mengantisipasinya. Maka tidak mengherankan apabila para pendiri Republik Indonesia ini sejak dini telah meletakan dasar-dasar geopolitik Indonesia, yaitu antara lain melalui Soempah Pemoeda, di mana amanatnya adalah Satoe noesa, yang berarti keutuhan ruang Nusantara.

Satoe Bangsa yang merupakan landasan kebangsaan Indonesia. Satoe Bahasa yang merupakan pemersatu ruang Nusantara bersama isinya.

Kebangsaan Indonesia terdiri dari tiga unsur geopolitik, yaitu: rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com