"Risikonya mengarah pada kelompok-kelompok yang sangat rawan di masyarakat, yaitu orang yang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, komorbid, anak di bawah 5 tahun, atau ibu hamil," jelas Dicky.
Meski imunitas masyarakat sudah terbilang baik, menurut Dicky, subvarian Arcturus sangat mungkin menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 jika masyarakat tak menerapkan protokol kesehatan.
Situasi ini kian rawan mengingat pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk sadar diri memulai kebiasaan baru, menerapkan protokol kesehatan minimal menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.
Baca juga: Kenali Varian Baru Covid-19 Arcturus, Asal-usul, dan Gejalanya
"Bagaimana personal hygiene atau family hygiene, ini yang harus jadi perilaku baru," ujar Dicky.
Tak kalah penting, pemerintah diharapkan meningkatkan tes Covid-19 untuk mendeteksi kasus di masyarakat, serta mempercepat vaksinasi dan vaksin booster.
"Pemerintah harus menggencarkan namanya booster, khususnya pada orang-orang yang aktif, yang berisiko dari sisi mobilitas pekerjaannya, berisiko dari kondisi tubuh seperti lansia atau komorbid, itu penting untuk mendapatkan booster, apalagi kalau belum divaksin," tutur Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.