Saleh pun mewanti-wanti pergerakan masyarakat di momen Lebaran 2023.
"Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati. Terutama menjelang hari libur Lebaran. Mobilitas masyarakat pasti akan sangat tinggi. Ada banyak warga yang juga akan mudik lebaran," ujar Saleh saat dimintai konfirmasi, Senin (17/4/2023).
Menurut Saleh, apa pun varian dari virus Covid-19, pasti akan sangat mudah menyebar dalam kerumunan dan keramaian.
Oleh karena itu, Saleh meminta masyarakat untuk menghindari kerumunan dan keramaian yang tidak perlu.
"Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak, memakai masker, dan menerapkan pola hidup sehat adalah hal-hal penting yang perlu dilaksanakan," jelasnya.
"Apalagi, perkembangan virus Covid-19 ini belum jelas kapan akan berakhir. Status pandemi belum dihapus WHO sampai sekarang," sambung Saleh.
Sementara itu, Saleh mendorong pihak lain dan pemerintah untuk mengintensifkan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait Omicron Arcturus ini.
Ketua Fraksi DPR PAN ini mengatakan pemerintah harus menyiapkan faskes yang memadai untuk mengobati pasien yang telah terpapar.
"Semua pihak tentu tidak boleh lengah. Sebab, ketahanan kesehatan sangat tergantung dengan keterlibatan semua pihak," imbuh Saleh.
Dampak Arcturus diprediksi 2-3 minggu lagi
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, dampak dari subvarian tersebut baru akan tampak dalam beberapa minggu ke depan.
"Subvarian Arcturus relatif baru, sehingga dampak dia mengarah pada kelompok rawan ini masih akan kita lihat dalam katakanlah 2 sampai 3 minggu ke depan," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).
Dicky menduga, subvarian Arcturus tidak akan menyebabkan gelombang baru Covid-19 seperti gelombang-gelombang besar sebelumnya. Sebab, imunitas masyarakat saat ini sudah lebih kuat.
Subvarian tersebut diperkirakan akan meningkatkan reinfeksi kasus atau infeksi ulang terhadap orang-orang yang sebelumnya pernah terkena Covid-19.
Terutama, ke kelompok rawan seperti orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, lanjut usia (lansia), anak-anak usia di bawah lima tahun, petugas pelayan publik, hingga individu yang imunitasnya rendah karena belum divaksin.
"Risikonya mengarah pada kelompok-kelompok yang sangat rawan di masyarakat, yaitu orang yang dari sisi kondisi tubuh seperti lansia, komorbid, anak di bawah 5 tahun, atau ibu hamil," jelas Dicky.
Meski imunitas masyarakat sudah terbilang baik, menurut Dicky, subvarian Arcturus sangat mungkin menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 jika masyarakat tak menerapkan protokol kesehatan.
Situasi ini kian rawan mengingat pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk sadar diri memulai kebiasaan baru, menerapkan protokol kesehatan minimal menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.
"Bagaimana personal hygiene atau family hygiene, ini yang harus jadi perilaku baru," ujar Dicky.
Tak kalah penting, pemerintah diharapkan meningkatkan tes Covid-19 untuk mendeteksi kasus di masyarakat, serta mempercepat vaksinasi dan vaksin booster.
"Pemerintah harus menggencarkan namanya booster, khususnya pada orang-orang yang aktif, yang berisiko dari sisi mobilitas pekerjaannya, berisiko dari kondisi tubuh seperti lansia atau komorbid, itu penting untuk mendapatkan booster, apalagi kalau belum divaksin," tutur Dicky.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/17/12273631/dampak-omicron-arcturus-diprediksi-terasa-2-3-minggu-lagi-anggota-dpr-wanti