JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan publik berpandangan bahwa alasan utama FIFA mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 untuk Indonesia karena adanya penolakan terhadap tim nasional (timnas) sepakbola Israel.
Mulanya, Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkapkan sebanyak 72,1 persen publik mengetahui bahwa FIFA mencabut status ketuanrumahan Indonesia.
"Selanjutnya kami tanyakan di antara yang tahu bahwa FIFA membatalkan ketuanrumahan Indonesia itu, kami menanyakan apakah pembatalan FIFA itu terkait dengan penolakan atas timnas Israel?" kata Djayadi dalam rilis survei yang ditayangkan secara daring, Minggu (9/4/2023).
Kemudian, dari angka 72,1 persen didapati bahwa sebanyak 51,2 persen publik percaya bahwa pembatalan FIFA itu karena penolakan terhadap Timnas Israel.
Baca juga: Survei LSI: 71,3 Persen Responden Tak Persoalkan Israel Tanding di Indonesia dalam Piala Dunia U-20
Angka itu semakin bertambah jika merujuk pada publik yang tahu bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sekaligus tahu bahwa FIFA membatalkan ketuanrumahan Indonesia.
"Itu, tingkat keyakinannya bahwa pembatalannya itu karena penolakan atas timnas Israel, ada 58,6 persen," jelas Djayadi.
Sementara itu, publik yang tak percaya atas anggapan bahwa pembatalan oleh FIFA karena alasan penolakan timnas Israel ada sebesar 31,3 persen.
"Jadi apa? penolakan itu dianggap salah satu alasan utamanya adalah penolakan terhadap timnas Israel," tutur Djayadi.
Lebih jauh, publik juga percaya bahwa Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah berupaya optimal menjadikan Indonesia tetap tuan rumah Piala Dunia U-20.
Hal ini berdasarkan survei bahwa 80 persen percaya PSSI berupaya maksimal untuk ketuanrumahan Indonesia.
Di sisi lain, publik juga sependapat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa urusan olahraga ataupun sepakbola tidak dicampuri dengan politik.
"Maka kita lihat di sini 80 persen masyarakat setuju dengan pernyataan Presiden tersebut, yang menyatakan tidak setuju ada 12 persen," ujar Djayadi.
Sebagai informasi, periode survei ini dilakukan pada 31 Maret sampai 4 April 2023.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi dan screening.
Margin of error diperkirakan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dipilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.