JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengomentari adanya prediksi elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kemungkinan tergerus buntut Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
Muzani mengatakan, rakyat pasti memilih pemimpin berdasarkan kemampuan untuk menjadikan masa depan jadi lebih baik.
"Saya kira yang memengaruhi rakyat untuk memilih kepada seorang pemimpin tentu saja keyakinannya bahwa masa depan mereka akan lebih baik," ujar Muzani saat ditemui di rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Rabu (5/4/2023).
Menurut Muzani, rakyat akan mencari sosok yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Baca juga: Riset Litbang Kompas: Sentimen Warganet ke Ganjar Marah dan Kecewa karena Piala Dunia U20 Batal
Gerindra sendiri saat ini berupaya meyakinkan masyarakat melalui berbagai media bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang tepat untuk melakukan itu.
"Jadi, saya kira masalah itu biarlah berjalan dan menjadi masalah yang dibicarakan. Tapi sekali lagi, saya mengira rakyat memilih pemimpin bagaimana meyakini bahwa pemimpin itu bisa lebih baik di masa depannya di tangan pemimpin itu," kata Muzani.
Sebagai informasi, dalam berbagai lembaga survei, Ganjar selalu menjadi sosok capres dengan elektabilitas tertinggi.
Sementara, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan duduk di posisi 2 dan 3.
Baca juga: Bertemu Ganjar Usai Sampaikan Kekecewaan di Instagram, Pemain Sepak Bola Hokky Caraka: Sudah Clear
Hanya saja, elektabilitas Ganjar Pranowo diprediksi turun imbas pencopotan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Politikus PDI-P itu dianggap blunder karena sempat menolak kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20 2023 yang berujung pada pembatalan Indonesia sebagai negara penyelenggara.
"Mencermati respons kemarahan netizen terhadap Ganjar pascakegagalan Piala Dunia U20 ini, ada kemungkinan elektabilitas Ganjar terkoreksi atau mengalami penurunan, terutama dari segmen kelompok pemilih muda dan penggemar sepak bola nasional," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).
Menurut Umam, sejak awal Ganjar tampak tak paham dengan persoalan ini dan lebih memilih memainkan gimik. Gubernur Jawa Tengah itu seolah ingin mencitrakan diri sebagai loyalis PDI-P yang tunduk terhadap ajaran Soekarnoisme.
Baca juga: Ingin Gabung Koalisi Besar KIB-KIR, PSI Tetap Akan Dukung Ganjar Capres
Selain itu, dengan menolak kepesertaan Timnas Israel, Ganjar seakan hendak menunjukkan bahwa dirinya peduli terhadap perjuangan dan isu kemanusiaan Palestina.
Harapannya, Piala Dunia U20 2023 tetap berjalan di Indonesia, tetapi Timnas Israel dikeluarkan dari kepesertaan oleh FIFA.
"Kini, keputusan FIFA justru berbeda dan tak sesuai ekspektasi mereka. Bukan hanya mencoreng dan menampar wajah pemerintahan Jokowi, pilihan sikap Ganjar justru berpeluang dicap sebagai pemimpin gimik yang tidak paham konteks strategis dari kebijakan pemerintah Jokowi itu sendiri," ujar Umam.