Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Litbang "Kompas": Sentimen Warganet ke Ganjar Marah dan Kecewa karena Piala Dunia U20 Batal

Kompas.com - 05/04/2023, 14:26 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Litbang Kompas merilis riset soal percakapan warganet di media sosial mengenai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 dan kaitannya dengan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sebab, pasca Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan Indonesia jadi tuan rumah ajang olahraga internasional itu, Ganjar ramai-ramai diserang netizen. Politisi PDI Perjuangan tersebut sebelumnya lantang menolak kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.

Riset terkait percakapan warganet ini digelar Litbang Kompas pada 28 Maret-3 April 2023 melalui aplikasi Talkwalker. Pantauan tersebut menggunakan kata kunci (query) “Ganjar” dan saringan bahasa Indonesia.

Baca juga: Ganjar dan Koster Dirujak Netizen gara-gara Piala Dunia U-20 Batal Digelar, Sekjen PDI-P: Ujian agar Kokoh Berprinsip

Hasilnya, terdapat 156.000 percakapan dan 671.500 interaksi di antara warganet dari berbagai kanal medsos.

“Sentimen yang terlihat dalam pantauan cenderung menyiratkan ketidaksetujuan, kekecewaan, hingga kemarahan dari netizen,” demikian dikutip dari Kompas.id.

Silogisme kritik netizen sederhana. Jika FIFA membatalkan Piala Dunia U20 di Indonesia karena sentimen sejumlah pihak terhadap Timnas Israel dan Ganjar adalah salah satu tokoh yang menolak kepesertaan Timnas Israel, maka Ganjar mengakibatkan Piala Dunia U20 gagal diselenggarakan di Tanah Air.

Puncak kritik warganet terjadi pada Kamis, 30 Maret 2023, pukul 13.00-14.00 WIB. Tingginya percakapan di titik ini didorong oleh ungkapan kekecewaan dan kemarahan netizen setelah pernyataan kekecewaan Ganjar tersebar di pemberitaan media daring.

Baca juga: Ganjar Blunder soal Timnas Israel di Piala Dunia U20, Dukungan Jokowi Beralih?

Berlanjut pada Jumat, 31 Maret 2023, pukul 11.00-12.00 WIB, narasi warganet mulai beralih dari kritik menjadi tafsiran politik.

Sejumlah netizen mulai melempar opini bahwa kegagalan Piala Dunia U20 di Indonesia akan menurunkan citra Ganjar dan PDI-P dalam kontestasi Pemilu 2024.

Menurut Litbang Kompas, secara umum, ada empat kelompok yang terlibat percakapan terkait Piala Dunia U20 dan Ganjar Pranowo di media sosial. Keempatnya yakni akun para pendukung Ganjar, akun kontra Ganjar, akun informasi sepak bola, dan akun media daring.

Akun informasi sepak bola dan media daring cenderung hanya melempar konten berisi informasi terbaru terkait Ganjar, Piala Dunia U20, dan pernyataan sejumlah tokoh partai politik.

Sementara, perdebatan sengit terjadi di kelompok akun pendukung dan kontra Ganjar.

Muncul fenomena unik dalam isu ini. Jika umumnya perdebatan di medsos terbelah dalam dua kelompok yang sudah lama terbentuk, dalam isu ini kedua kelompok seakan ”saling bertukar anggota”.

Maksudnya, akun yang semula mendukung Ganjar kini mengaku berpaling dan tak lagi berada di pihaknya karena kecewa dengan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia.

“Sebaliknya, akun yang awalnya tidak pernah atau jarang menyatakan dukungan terhadap Ganjar koni beralih mengaku di sisi Ganjar karena kesamaan pandangan menolak Timnas Israel,” demikian hasil riset Litbang Kompas.

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Diprediksi Tergerus Imbas Pembatalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com