Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Blunder soal Tolak Israel, "Dirujak" Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Kompas.com - 01/04/2023, 07:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak keikutsertaan Tim Nasional Israel dalam Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya digelar di Indonesia menjadi bumerang.

Ganjar kini menjadi sasaran amarah warganet karena dianggap sebagai tokoh yang menyebabkan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena sikapnya menolak Israel.

Sejak FIFA mengumumkan Indonesia batal menjadi tuan rumah, unggahan Instagram Ganjar memang langsung diserbu oleh warganet.

Baca juga: Ganjar dan PDI-P Bisa Dihukum Pemilih Muda Buntut Piala Dunia U-20 Batal

Tiga unggahan terbaru di Instagram Ganjar masing-masing dibanjiri kurang lebih 250.000, 163.000, dan 350.000 komentar dari warganet.

Komentar-komentar tersebut antara lain berisi kekesalan dan kekecewaan karena Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia hingga pernyataan netizen untuk tidak memilihnya pada Pemilu 2024.

"Mencermati respons kemarahan netizen terhadap Ganjar pascakegagalan Piala Dunia U20 ini, ada kemungkinan elektabilitas Ganjar terkoreksi atau mengalami penurunan, terutama dari segmen kelompok pemilih muda dan penggemar sepak bola nasional," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).

Ganjar selama ini dikenal sebagai sosok dengan elektabilitas tertinggi untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024.

Umam berpandangan, pernyataan Ganjar menolak kehadiran timnas Israel merupakan sebuah gimik yang tak lepas dari kepentingan politik pribadinya.

Menurut Umam, Ganjar seolah ingin mencitrakan diri sebagai loyalis PDI-P yang tunduk terhadap ajaran Soekarnoisme.

Baca juga: Relawan Ganjar: 20 Tahun Kepemimpinan PKS di Depok Hanya Untungkan Kelompok Tertentu

Pria berambut putih itu juga seakan menunjukkan bahwa dirinya peduli terhadap perjuangan dan isu kemanusiaan Palestina.

Namun, sikap tersebut rupanya jadi blunder karena harapannya agar Israel dicoret dari kepesertaan sedangkan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi pupus dan membuat banyak orang kecewa.

"Kini, keputusan FIFA justru berbeda dan tak sesuai ekspektasi mereka. Bukan hanya mencoreng dan menampar wajah pemerintahan Jokowi, pilihan sikap Ganjar justru berpeluang dicap sebagai pemimpin gimik yang tidak paham konteks strategis dari kebijakan pemerintah Jokowi itu sendiri," ujar Umam.

Ke depan, nenurut Umam, Ganjar harus berpikir keras untuk meredam kegaduhan yang kini menyeret namanya jika tidak ingin elektabilitasnya terus tergerus.

"Jika tidak ada proses klarifikasi yang memadai, dukungan Jokowi bisa bergeser kepada Prabowo Subianto sebagai capres 2024," kata dia.

Namun demikian, Umam tak begitu yakin penolakan Ganjar terhadap Timnas Israel merupakan sikap pribadinya karena penolakan juga lantang disuarakan oleh jajaran elite PDI Perjuangan.

Baca juga: Ganjar dan Koster Dirujak Netizen gara-gara Piala Dunia U-20 Batal Digelar, Sekjen PDI-P: Ujian agar Kokoh Berprinsip

Bisa jadi, sikap Ganjar itu merupakan bagian dari agenda politik besar yang dioperasikan oleh elite partai banteng.

Mungkin saja, PDI-P ingin memanfaatkan momentum ini untuk menepis tudingan bahwa pemerintah dan partai pengusungnya pro-Israel.

"Jika demikian, kecil kemungkinan Jokowi akan menghukum Ganjar karena manuver itu akan dianggap sebagai gimik yang sejatinya strategi politik semata," kata Umam.

PDI-P santai

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengaku tidak mempermasalahkan serangan warganet yang dialamatkan ke Ganjar setelah Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Kami juga mambaca setiap serangan-serangan itu. Itu bagian dari suatu dinamika, suatu ujian-ujian agar pemimpin-pemimpin Indonesia memang kokoh di dalam prinsip," kata Hasto di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Selain Ganjar, kader PDI-P yang lain yakni Gubernur Bali I Wayan Koster turut menjadi sasaran kemarahan warganet karena ia juga menolak kehadiran Israel.


Hasto menyatakan, Ganjar dan Koster bisa memahami luapan emosional netizen, khususnya pencinta sepakbola Indonesia akibat sikap penolakan itu berujung pembatalan sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Ya seluruh serangan kami baca dengan detail, kami hayati, maka kemudian Pak Ganjar mengatakan bisa memahami. Kami juga sangat sedih," ujar Hasto.

Akan tetapi, Hasto menilai sikap penolakan itu menandakan konsistensi Ganjar dan Koster sebagai seorang pemimpin untuk mengedepankan kemanusiaan yakni menolak penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina

Hasto pun mengaku tak khawatir bila elektabilitas PDI-P merosot gara-gara sikap kadernya menolak Israel yang berujung pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"Kami bertindak bukan berdasarkan kalkulasi elektoral, kami bertindak atas keyakinan ideologi, konstitusi, sejarah dan juga melihat masa depan," tutur Hasto.

Baca juga: Ganjar Blunder soal Timnas Israel di Piala Dunia U20, Dukungan Jokowi Beralih?

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menilai, sikap Ganjar dan Koster yang menolak kehadiran Israel sebagai bagian dari dinamika demokrasi.

Namun, Jokowi mengingatkan bahwa kegiatan olahraga hendaknya tidak dicampuradukkan dengan kegiatan politik.

"Ya ini negara demokrasi, tapi yang paling penting jangan dicampuradukkan, saya sudah sampaikan kan, jangan dicampuradukkan ada wilayah politik ada wilayah bola," kata Jokowi, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com