Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2023, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad angkat bicara terkait isu yang menerpanya pada 2015.

Abraham saat itu disebut berambisi menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo untuk Pemilu 2014 meski dia masih menjabat pimpinan KPK.

Kasus ini kemudian dikenal dengan nama kasus "rumah kaca". Skandal itu bermula dari sebuah tulisan di Kompasiana.

Baca juga: Abraham Samad: Saya dan Pak BW Disingkirkan dari KPK, Bukan Baper tetapi Kecewa

Dalam tulisan tersebut, Abraham diceritakan enam kali mengadakan pertemuan dengan para elite PDI-P membahas pencalonan wakil presiden dirinya dengan Jokowi.

Namun, pada akhirnya, PDI-P memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai pendamping Jokowi.

Abraham dengan tegas menolak tuduhan-tuduhan tersebut.

"Tidak ada (pertemuan), kalau ada silakan ditindaklanjuti ke proses hukum, kenapa dihentikan?" kata Abraham dalam acara GASPOL! Kompas.com, Rabu (29/3/2023).


Terkait isu tawaran dari Jokowi sendiri pada saat itu, Abraham tidak mau menjawab secara gamblang.

"Sebenarnya kalau mau ngomong itu hanya saya dan Pak Jokowi yang tahu, sama Tuhan," kata Abraham.

"Yang tahu hanya saya, Pak Jokowi, dan Tuhan. Silakan saja ditanya sama Pak Jokowi," ujar Ketua KPK periode 2011-2015 itu.

Abraham mengatakan, dalam waktu dekat, ia akan menjelaskan soal tuduhan-tuduhan tersebut dalam bentuk buku.

"Tapi sudah lah, nanti suatu waktu saya akan membuat 'buku putih' tentang ini, saya jelaskan seterang-terangnya," kata dia.

Baca juga: Abraham Samad Sebut Parpol Mudah Dibeli untuk Jadi Kendaraan Politik

Adapun skandal "Rumah Kaca" itu muncul tak lama setelah KPK pimpinan Abraham menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka suap dan gratifikasi.

Budi Gunawan ketika itu adalah calon tunggal Kapolri pilihan Jokowi dan juga orang dekat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Abraham dituduh sengaja menargetkan Budi Gunawan untuk balas dendam karena gagal dipilih sebagai cawapres.

"Itu bagian dari rekayasa. Dari situ menjalar sampai foto rekayasanya. Tapi enggak ada masalah bagi saya. Saya tidak pernah sama sekali mau mencalonkan diri (jadi cawapres Jokowi)," kata Abraham.

Ia hingga saat ini masih bertanya-tanya alasan penyelidikan kasus "rumah kaca" dihentikan.

Baca juga: Abraham Samad: Anas Harus Buktikan, Katanya kalau Korupsi Bakal Digantung di Monas?

Ia juga mengaku sudah pernah diperiksa Dewan Etik KPK terkait kasus ini.

Hasilnya, tak ada sanksi yang dia terima. Bahkan, orang yang melaporkannya terkait kasus "rumah kaca", kata Abraham, tak mau hadir ke KPK.

"Saya pernah juga diperiksa Dewan Etik (KPK), ada enggak yang begitu? Kan enggak ada," ujar Abraham.

"(Kasus) itu cuma sentilan orang yang enggak senang sama saya," kata Abraham.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 4 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Juni Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Juni Memperingati Hari Apa?

Nasional
TPPO Marak Terjadi, Migrant Care Minta Pemerintah Benahi Masalah Tenaga Kerja di Indonesia

TPPO Marak Terjadi, Migrant Care Minta Pemerintah Benahi Masalah Tenaga Kerja di Indonesia

Nasional
Sandi Ungkap Dirinya Tetap Bersahabat Sangat Baik dengan Anies

Sandi Ungkap Dirinya Tetap Bersahabat Sangat Baik dengan Anies

Nasional
Soal Isu Bocornya Putusan MK Terkait Sistem Pemilu, Ketua Komisi III: Hoaks

Soal Isu Bocornya Putusan MK Terkait Sistem Pemilu, Ketua Komisi III: Hoaks

Nasional
Kisah Hidup Kakek Buyut Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi Al Bantani Akan Diangkat Jadi Film

Kisah Hidup Kakek Buyut Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi Al Bantani Akan Diangkat Jadi Film

Nasional
LP3HI Bakal Kembali Gugat Bareskrim jika Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri Tak Ditindaklanjuti

LP3HI Bakal Kembali Gugat Bareskrim jika Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri Tak Ditindaklanjuti

Nasional
Cegah Narkotika Zombi Masuk Indonesia, Gus Imin Minta Pemerintah Ambil Tindakan Ekstrem

Cegah Narkotika Zombi Masuk Indonesia, Gus Imin Minta Pemerintah Ambil Tindakan Ekstrem

Nasional
Audensi dengan KSP, BP3OKP Minta Pemerintah Beri Perhatian ke Masyarakat Terdampak Konflik Keamanan

Audensi dengan KSP, BP3OKP Minta Pemerintah Beri Perhatian ke Masyarakat Terdampak Konflik Keamanan

Nasional
Kasus Gratifikasi dan TPPU, Eks Dirut Jasindo Dituntut 7 Tahun Penjara

Kasus Gratifikasi dan TPPU, Eks Dirut Jasindo Dituntut 7 Tahun Penjara

Nasional
Majelis Hakim MK Segera Rapat Tentukan Putusan Sistem Pemilu

Majelis Hakim MK Segera Rapat Tentukan Putusan Sistem Pemilu

Nasional
Melejitnya Elektabilitas Prabowo dan Perubahan Citra Militer menjadi Humanis

Melejitnya Elektabilitas Prabowo dan Perubahan Citra Militer menjadi Humanis

Nasional
BP3OKP Akui Kesulitan Bantu Lobi KKB soal Pilot Susi Air

BP3OKP Akui Kesulitan Bantu Lobi KKB soal Pilot Susi Air

Nasional
Ingin Deklarasi Cawapres Anies Juni, Demokrat: Kita Bertarung Melawan 'Status Quo'

Ingin Deklarasi Cawapres Anies Juni, Demokrat: Kita Bertarung Melawan "Status Quo"

Nasional
MK Diminta Pertimbangkan Konteks Politik Terkini dalam Putuskan Sistem Pemilu

MK Diminta Pertimbangkan Konteks Politik Terkini dalam Putuskan Sistem Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com