JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pihaknya bakal menyelesaikan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) bagi hewan ternak pada 2023.
Hingga kini, realisasi vaksinasi PMK sejak merebaknya penyakit tersebut baru mencapai 25 persen dari populasi ternak.
"Pelaksanaan vaksinasi PMK akan kami selesaikan di tahun 2023 ini mengingat realisasinya sudah mencapai 25 persen dari populasi," kata Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana tahun 2023 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Baca juga: 4 Sapi Mati Diduga PMK, Warga Desa Terung Magetan Jual Ternak dengan Harga Murah
Suharyanto mengungkapkan, pihaknya yang juga bekerja sebagai Satgas Pengendalian PMK itu akan fokus pada pengentasan penyakit kuku dan mulut.
Berdasarkan data yang disampaikan, ada 5.700 kasus PMK di Indonesia. Kendati demikian, angkanya sudah menurun dibandingkan saat kasus merebak yang mencapai 619.000 kasus.
"Satgas Pengendalian PMK tetap berfokus pada pengentasan sisa kasus sebanyak 5.700 ekor, dari total kasus yang sempat mencapai 619.000 ekor ternak," ucap dia.
Penyebaran wabah PMK terjadi sejak awal April tahun 2022. Penyakit itu meluas ke 24 provinsi dari total 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Penyebab penyakit mulut dan kuku adalah virus yang bersifat merusak jaringan sel pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed).
Penyakit ini bisa menyerang sapi, kerbau, domba, kambing, unta, babi, rusa dan ruminansia berkuku belah atau berkuku genap lainnya.
Baca juga: Ini Obat PMK untuk Sapi yang Terinfeksi Virus Penyakit Mulut dan Kuku
Mengutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini jarang berakibat fatal pada hewan dewasa, tetapi sering terjadi kematian yang tinggi pada hewan muda karena miokarditis atau, ketika bendungan terinfeksi oleh penyakit, dan kekurangan susu.
PMK ditandai dengan demam dan luka seperti melepuh di lidah dan bibir, mulut, gusi, nostril, puting susu dan di kulit sekitar kuku.
PMK menyebabkan kerugian produksi. Sebagian besar hewan yang pulih, membuat mereka menjadi lemah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.