Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Perang Rusia-Ukraina, Hikmahanto Ingatkan Potensi "Zero Sum Game" dan Munculnya Nuklir

Kompas.com - 23/02/2023, 14:03 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana memprediksi, setidaknya ada empat skenario yang bisa terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, salah satunya potensi munculnya nuklir.

Perang Rusia-Ukraina akan genap satu tahun pada Jumat (24/2/2023) besok. Namun, kontak senjata antara kedua negara belum juga mereda.

Skenario pertama menurut Hikmahanto, salah satu negara kalah dan pimpinan negara menyatakan menyerah.

Ini kemudian membuat kedua negara semakin agresif melakukan serangan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-364 Serangan Rusia ke Ukraina: Menlu China ke Moskwa | Kritik Biden soal Nuklir

“Skenario ini yang membuat Rusia atau Ukraina dengan bantuan NATO (North Atlantic Treaty Organization) akan agresif melakukan serangan besar. Tentu masing-masing pihak akan bertahan sekuat tenaga. Skenario ini membuat perang di Ukraina semakin bereskalasi dan berpotensi meluas,” kata Hikmahanto dalam keterangannya, Kamis (23/2/2023).

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2017)KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana dalam sebuah acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2017)

Skenario kedua, lanjut Hikmahanto, adanya pergantian kepemimpinan di Rusia dan Ukraina sehingga pemimpin baru tersebut membuat kebijakan menghentikan perang.

“Pergantian ini bisa terjadi secara konstitusional, bisa juga inkonstitusional yang melibatkan operasi intelijen,” ujar dia.

Skenario ketiga, Hikmahanto mengingatkan adanya potensi zero sum game atau tidak ada pemenang dalam perang tersebut.

“Dalam skenario ini senjata nuklir sangat mungkin berbicara. Dunia secara keseluruhan pun akan terdampak,” kata Hikmahanto.

Baca juga: Detik-detik Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Akui Kemederkaan Donetsk dan Luhansk

Skenario terakhir, upaya menghentikan perang oleh pihak ketiga tanpa membenarkan atau menyalahkan Ukraina atau Rusia.

“Upaya ini dilakukan oleh negara ketiga demi kemanusiaan dan demi menghindari krisis multidimensional yang akan dihadapi oleh dunia. Indonesia sebagai Ketua ASEAN masih relevan untuk berperan dalam skenario ini,” ujar Hikmahanto.

Sementara itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan bahwa perang Rusia-Ukraina membuat ancaman Indonesia semakin kompleks.

“Pada 2022 sampai 2024, kita punya resesi ekonomi menuju krisis ekonomi. Kita punya perang antarnegara besar Rusia-Ukraina, kita punya ketegangan perang dagang-ekonomi antara Amerika Serikat dengan China. Jadi numpuk. Semuanya menumpuk,” kata Andi dalam forum komunikasi di Kantor Lemhannas, Rabu (23/2/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak di Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak di Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com