Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Kedaulatan Laut Natuna, Indonesia Siagakan 4 Kapal Perang dan 1 Pesawat Patroli

Kompas.com - 16/01/2023, 11:57 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengerahkan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan satu pesawat patroli untuk menjaga kedaulatan Laut Natuna.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali usai peringatan Hari Dharma Samudera di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (16/1/2023).

"Jadi kita tetap menjaga kedaulatan dan tetap menyiapkan minimal ada 3 atau 4 KRI di Natuna. Kemudian ada 1 pesawat patroli maritim," ujar Muhammad Ali kepada awak media dari atas KRI Banda Aceh-593.

Ali mengatakan, dari TNI AU juga mengerahkan drone UAV dan pesawat tempur nirawak (UCAV).

Baca juga: Kapal China Wara-wiri di Laut Natuna, KSAL: Kalau Lalu-lalang di ZEE Boleh, kecuali Eksploitasi

Mantan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I itu juga menyebutkan, kondisi Laut Natuna saat ini masih kondusif.

"Sampai sekarang tidak ada masalah dan tidak ada hal-hal yang menimbulkan provokasi-provokasi baru. Jadi tetap aman," kata Ali.

Ali menambahkan bahwa kapal coast guard atau penjaga pantai dari China hanya lalu-lalang di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna.

"Jadi untuk lalu lalang atau lalu lintas kapal yang berada di sana itu diperbolehkan berdasarkan hukum laut internasional. Jadi itu ada freedom of navigation di sana," ujar Ali.

Baca juga: Panglima Yudo Isyaratkan Tambah Prajurit TNI di Laut Natuna

Sementara Indonesia memiliki hak berdaulat atas sumber daya laut di ZEE tersebut.

Hal yang tidak diperbolehkan, lanjut Ali, kapal asing mengambil sumber daya laut di ZEE Indonesia.

"Jadi kalau mereka menangkap ikan atau melaksanakan eksplorasi atau eksploitasi laut, itu yang dilarang. Itu harus seizin pemerintah Indonesia. Kalau hanya lalu lintas itu diperbolehkan," kata Ali.

Ali menyebutkan, sebenarnya tidak hanya kapal coast guard China yang lalu-lalang di ZEE Indonesia, tetapi dari Vietnam juga.

"Di sana ada kapal-kapal perikanannya Vietnam, dan ada kapal coast guard-nya Vietnam juga," tutur Ali.

Baca juga: Setelah Berunding 12 Tahun, RI-Vietnam Selesaikan Persoalan Garis Batas ZEE

Ia bahkan mengatakan, Indonesia sering menangkap kapal-kapal Vietnam yang mencuri ikan di ZEE Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia telah mengerahkan kapal perang ke Laut Natuna Utara untuk memantau kehadiran kapal coast guard China di wilayah maritim yang kaya sumber daya itu.

Pengerahan tersebut disampaikan Laksamana Muhammad Ali kepada kantor berita Reuters pada Sabtu (14/1/2023).

Sebagaimana diberitakan Reuters, data pelacakan kapal menunjukkan kapal CCG 5901 telah berlayar di Laut Natuna, khususnya di dekat ladang gas Blok Tuna dan ladang minyak dan gas Chim Sao Vietnam sejak 30 Desember.

Baca juga: KSAL Muhammad Ali Temui Menhan Prabowo, Bahas Operasional dan Perawatan Alutsista

“Sebuah kapal perang, pesawat patroli maritim, dan drone telah dikerahkan untuk memantau kapal tersebut,” kata Muhammad Ali.

Untuk sementara, dia menyebut, kapal China itu belum kedapatan melakukan aktivitas yang mencurigakan di Laut Natuna.

"Meski begitu, perlu kami pantau karena sudah lama berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia," ucap Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com