JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali memberikan penjelasan ihwal kapal coast guard atau penjaga pantai dari China yang wara-wiri di Laut Natuna Utara.
Ali mengatakan bahwa kapal coast guard China itu hanya lalu-lalang di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Jadi untuk lalu lalang atau lalu lintas kapal yang berada di sana itu diperbolehkan berdasarkan hukum laut internasional. Jadi itu ada freedom of navigation di sana," ujar Ali dari atas KRI Banda Aceh-593 yang bersandar di Mako Kolinlanmil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (16/1/2023).
Baca juga: Kapal Coast Guard China Wara-wiri, Indonesia Kirim Kapal Perang ke Laut Natuna
Ali mengatakan, Indonesia memiliki hak berdaulat atas sumber daya laut di ZEE tersebut.
Hal yang tidak diperbolehkan, menurut Ali, kapal asing mengambil sumber daya laut di ZEE Indonesia.
"Jadi kalau mereka menangkap ikan atau melaksanakan eksplorasi atau eksploitasi laut, itu yang dilarang. Itu harus seizin pemerintah Indonesia. Kalau hanya lalu lintas itu diperbolehkan," kata Ali.
Ali menyebutkan, sebenarnya tidak hanya kapal coast guard China yang lalu-lalang di ZEE Indonesia, melainkan juga kapal Vietnam.
"Di sana ada kapal-kapal perikanannya Vietman, dan ada kapal coast guard-nya Vietnam juga," ujar dia.
Ali bahkan mengatakan, Indonesia sering menangkap kapal-kapal Vietnam yang mencuri ikan di ZEE Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia telah mengerahkan kapal perang ke Laut Natuna Utara untuk memantau kehadiran kapal coast guard China di wilayah maritim yang kaya sumber daya itu.
Pengerahan tersebut disampaikan Laksamana Muhammad Ali kepada Kantor Berita Reuters pada Sabtu (14/1/2023).
Baca juga: Puluhan Tahun Menanti, Warga Sedanau Pulau Natuna Kini Miliki Pelabuhan Senilai Rp 2,25 Miliar
Sebagaimana diberitakan Reuters, data pelacakan kapal menunjukkan kapal CCG 5901 telah berlayar di Laut Natuna, khususnya di dekat ladang gas Blok Tuna dan ladang minyak dan gas Chim Sao Vietnam sejak 30 Desember.
“Sebuah kapal perang, pesawat patroli maritim, dan drone telah dikerahkan untuk memantau kapal tersebut,” kata Muhammad Ali.
Untuk sementara, dia menyebut, kapal China itu belum kedapatan melakukan aktivitas yang mencurigakan di Laut Natuna.
"Meski begitu, perlu kami pantau karena sudah lama berada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia," ucap Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.