Penugasan yang diberikan ke dirinya, kata Puan, semata-mata karena titah Megawati yang percaya terhadap kemampuannya.
Baca juga: Puan Mengaku Tak Dapat Privilese Jadi Putri Megawati, Tidak Pernah Minta Jabatan
Sebagaimana kader PDI-P lainnya, Puan harus patuh ketika ditugaskan turun ke lapangan bertemu langsung dengan masyarakat.
"Saya merasa tidak ada privilese untuk saya karena memang selalu ditugaskan turun ke bawah, kerja yang benar, yang kuat, yang sabar, yang tabah dalam menghadapi semua tantangan ke depan, itu saya jalani," ucap Puan.
"Ini bukan tentang anak, bukan, tapi ya seorang kader yang dianggap mumpuni dan bisa mampu untuk ditempatkan dalam posisi tertentu," tuturnya.
Puan mengatakan, tak mudah untuk menjalankan tugas-tugas yang dia emban saat ini. Dia mengaku harus berjuang keras untuk membuktian kemampuannya di kancah politik.
"Saya harus buktikan dengan kerja keras, bukan hanya duduk saja dengan karpet merah. Aduh, berat, bukannya gampang untuk menjadi seseorang Puan Maharani," katanya.
Oleh karenanya, Puan yakin, siapa pun capres yang kelak ditunjuk Megawati adalah kader terbaik yang sudah dipertimbangkan ibunya dengan matang.
Dia menegaskan, penunjukkan capres PDI-P semata karena alasan kemampuan, bukan kedekatan.
"Kembali lagi ini bukan urusan anak, ini urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara," tutur mantan Menko PMK itu.
PDI-P sendiri hingga kini memang belum menyinggung ihwal pencapresan Pemilu 2024. Ditegaskan berulang kali oleh partai banteng, kewenangan terkait ini ada di tangan Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.
Acara HUT ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023) kemarin sempat digadang-gadang sebagai momen deklarasi capres. Namun, hingga akhir acara, tak ada satu pun nama yang diumumkan.
Baca juga: Puan Bingung, Merasa Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Banyak Orang Tak Suka
Megawati pun menegaskan, kewenangan soal pencapresan PDI-P ada di tangannya sebagai pimpinan tertinggi partai.
"Enggak ada (pengumuman capres), ini urusan gue!" kata Mega.
"Saya ketua umum terpilih di kongres partai sebagai institusi tertinggi partai, maka oleh kongres partai diberikanlah kepada ketua umum terpilih hak prerogratif untuk menentukan siapa yang akan dicalonkan," tuturnya.
Melihat ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin menilai, pernyataan Puan yang seolah pasrah ihwal capres PDI-P tak lepas dari strategi komunikasi politik.