Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Lukas Enembe, Langkah Maju KPK Mengusut Dugaan Suap APBD Papua

Kompas.com - 11/01/2023, 08:27 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah empat bulan Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka, penyidikan kasus tersebut mengalami kemajuan berarti.

 

Pada Selasa (10/1/2023), KPK menangkap Lukas di salah satu rumah makan di Distrik Abepura, Kota Jayapura, pukul 12.27 WIT.

Lukas ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi terkait proyek infrastruktur yang bersumber dari APBD Papua pada awal September 2022.

Baca juga: Pengacara Sebut Lukas Enembe Ditangkap KPK Setelah Santap Papeda dengan Kuah Ikan

Namun, sejak saat itu, KPK kesulitan memeriksa Lukas. Ia tak memenuhi panggilan penyidik dengan alasan sakit.

Situasi sosial di Papua juga memanas. Pendukung Lukas bersiaga di rumahnya dan membawa senjata tradisional. Mereka juga turun ke jalan menentang penetapan tersangka oleh KPK.

Bola kusut penanganan korupsi Lukas Enembe menemui titik balik saat penangkapan Lukas kemarin. 

Pengacara Lukas, Stefanus Roy Renwarin mengatakan, saat itu kliennya baru menyantap hidangan khas Papua, papeda dan kuah ikan.

“Iya memang itu tempat makan dia, orang Papua bilang papeda, sagu itu pakai kuah ikan. Itu memang makanan dia,” kata Roy saat dihubungi Kompas.com, kemarin.

Saat itu, Lukas ditemani oleh keluarganya dari kampung di Tolikara, seorang ajudan, dan sopir.

Baca juga: Dibawa ke Jakarta, Lukas Enembe Didampingi Dansat Brimob Polda Papua dan Dokter

Selesai makan, Lukas ditangkap penyidik. Ia kemudian diamankan ke Markas Korps (Mako) Brimob Kotaraja.

Menurut Roy, lokasi rumah makan itu memang dekat dengan Mako Brimob.

“Iya 200-300 meter dari Mako Brimob,” ujar dia.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengkonfirmasi penangkapan Lukas. Tidak berselang lama setelah penangkapan itu, Lukas dibawa ke Bandara Sentani.

Tim penyidik membawa Lukas ke Manado menggunakan pesawat Trigana Air untuk transit.

"Sudah dibawa ke bandara," ucap Fakhiri.

Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan, pihaknya mendapat informasi bahwa Lukas hendak bertolak ke Mamit, Tolikara melalui Bandara Sentani.

Menurut Firli, rute itu bisa menjadi siasat Lukas untuk melarikan diri ke luar negeri.

“Bisa jadi cara tersangka Lukas Enembe akan meninggalkan Indonesia,” ujar Firli dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Ketua KPK Duga Lukas Enembe Sempat Akan Kabur ke Luar Negeri

KPK kemudian berkoordinasi dengan Wakapolda, Komandan Satuan (Dansat) Brimob, dan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Papua guna menangkap Lukas.

KPK meminta bantuan aparat-aparat tersebut untuk menangkap Lukas.

“Karena yang bersangkutan akan keluar Jayapura,” ujar dia.

Kerusuhan di Papua

Halaman:


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com