Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaungkan Isu "Reshuffle", PDI-P Dinilai Beri Tekanan Politik ke Menteri Loyalis Surya Paloh

Kompas.com - 05/01/2023, 15:14 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan (PDI-P) dinilai tengah memberikan tekanan politik kepada dua menteri asal Partai Nasdem sehubungan dengan isu reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju (KIM).

Kedua menteri tersebut, yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Direktur Eksekutif Institute of Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam menyebut Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar memiliki loyalitas tinggi terhadap keputusan politik Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Desakan PDI-P menarik untuk dicermati. Karena, tekanan politik PDI-P tampak hanya menyasar dua menteri Nasdem, Menteri KLHK dan Menteri Pertanian, yang memiliki loyalitas tinggi terhadap keputusan politik Surya Paloh dalam mencapreskan Anies Baswedan," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (5/1/2023).

Baca juga: Gaduh soal Reshuffle, PDI-P Terus Sudutkan Nasdem, Jokowi Bilang Tunggu Saja

Dalam komposisi KIM, terdapat satu menteri lain yang berasal dari Nasdem, yakni
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.

Di Nasdem, Plate mengemban jabatan strategis sebagai sekretaris jenderal (sekjen).

Uniknya, nama Plate seakan dilewatkan begitu saja oleh PDI-P dalam wacana reshuffle. PDI-P sejauh ini hanya mendorong Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Yasin dan Siti Nurbaya Bakar.

Umam menilai, PDI-P "melempem" lantaran tak mengusik Plate dalam wacana reshuffle kabinet.

"Sementara itu, PDI-P seolah melempem dan tidak mengusik Menkominfo Johnny G Plate, meskipun ada dugaan korupsi triliunan rupiah terkait BTS (base transceiver station) di kementeriannya," ujar Umam.

Baca juga: Djarot: Lebih Baik Menteri-menteri Nasdem Mengundurkan Diri, Itu Lebih Gentle

Umam menduga alasan PDI-P tak menebar tekanan politik erat kaitannya karena Plate dipetakan lebih berpeluang mendukung capres yang akan didorong PDI-P.

Hal itu tak lepas karena basis politik Plate berada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah yang dianggap lebih dekat dengan narasi PDI-P.

Dengan begitu, Umam mengatakan, besar kemungkinan Plate tidak akan kena reshuffle akibat langkah Paloh yang mendeklarasikan Anies sebagai capres.

"Praktis, yang akan dijadikan sasaran adalah Menteri KLHK Siti Nurbaya dan Menteri Pertanian Yasin Limpo," terang dia.

Di samping itu, Umam menilai tekanan politik PDI-P supaya Jokowi melakukan reshuffle terhadap dua menteri dari Nasdem kurang etis.

Baca juga: Johnny G Plate Nyatakan Siap Jika Direshuffle Jokowi

Sebab, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Terlebih, Presiden dipilih dan dimenangkan oleh partai-partai pendukungnya.

Dengan begitu, kebijakan reshuffle sepatutnya didasarkan pada kalkulasi profesionalisme-teknokratik, bukan sekadar untuk memfasilitasi kepentingan politik partai pendukung utama Presiden itu sendiri.

Untuk itu, Umam mengingatkan PDI-P sebaiknya tidak perlu alergi terhadap perbedaan cara pandang dalam menentukan masa depan bangsa pasca-kepemimpinan Jokowi berakhir.

"Model pendekatan yang represif cenderung hanya akan menghadirkan kegaduhan, daripada kinerja pemerintahan yang substantif guna menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, akuntabel dan melayani," imbuh dia.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat bahkan terang-terangan menyatakan, partainya meminta agar dua menteri asal Nasdem, Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi.

Menurut Djarot, evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan para menteri bekerja menuntaskan janji-janji kampanye Jokowi.

"Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan ya, harus dievaluasi, semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi," kata Djarot di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Sejauh ini, Jokowi sudah tiga kali tak pernah membantah mengenai kabar reshuffle tersebut.

Terbaru, Jokowi meminta publik menunggu keputusannya ketika ditanya mengenai wacana perombakan kabinet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com