Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 04/01/2023, 14:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menyambangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023).

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dan para komisioner lainnya terpantau tiba sekitar pukul 09.10 WIB. Para komisioner lainnya yakni Betty Epsilon Idroos, August Mellaz, Yulianto Sudrajat, dan Mochamad Afifuddin.

Mereka menemui Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, yang bersama Ketua PBNU Amin Said Husni memberikan konferensi pers belakangan.

PBNU menjadi ormas keagamaan kedua yang disambangi KPU RI setelah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, kemarin.

Baca juga: Datangi Muhammadiyah, Ketua KPU: Bukan soal Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

“Satu-satunya kepentingan NU dalam politik Indonesia adalah keselamatan bangsa dan negara. Ini sudah jadi keputusan konstitusi harus diikuti oleh seluruh warga NU,” ungkap Yahya kepada wartawan, Rabu.

Kedua belah pihak disebut membicarakan beberapa hal, termasuk di antaranya upaya menghidupkan "tradisi demokrasi".

Mengutip Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yahya menyebut bahwa Indonesia saat ini telah memiliki lembaga-lembaga negara yang demokratis, namun tetap dirasa perlu menghidupkan tradisi demokrasi yang rasional.


"PBNU ingin mekasanakan strategi lebih nyata, memberi sumbangan konstruktif untuk mewujudkan satu keadaan yang lebih baik dalam perpolitikan kita yakni mengupayakan terwujudnya tradisi demokrasi yang lebih rasional dan berakhlak," ucap Yahya.

Baca juga: Mahfud MD Berdialog dengan Kiai dan Pengurus PBNU Bahas Penyelesaian HAM 1965

Ia menambahkan, tradisi demokrasi yang rasional itu yakni perpolitikan tanpa sentimen identitas dan primordial.

Yahya berharap agar Pemilu 2024 bisa berlangsung lebih rileks ketimbang Pemilu 2019 yang sangat tegang karena digunakannya sentimen primordial oleh para elite.

"Jadi kita harap pemilu ke depan lebih rileks, pemilu tidak pakai baper-baperan, yang tak pakai 'halalkan darahnya orang', untuk mencari jalan bagi masa depan lebih baik untuk semua orang. Mudah-mudahan NU nanti bisa menyumbangkan sesuatu yang berarti dalam semua proses ini," kata dia.

Sementara itu, Hasyim menyinggung bahwa NU sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yang memiliki anggota hingga tingkat desa dan kelurahan dapat menjadi mitra strategis KPU RI dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilu 2024.

Terlebih, tak sedikit pula kader NU yang menjadi anggota partai politik sampai kepala daerah.

"Kita ketahui NU ini punya perwakilan-perwakilan, pengurus cabang NU di berbagai negara, di situ juga ada pemilih kita. Silaturahim, kerjasama, dan dukungan PBNU kepada KPU menajdi sesuatu yang strategis dalam rangka layanan kepada pemilih," ungkap Hasyim

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cek Harga Beras di Maros, Jokowi: Sudah Turun, tapi Harus Lebih dari Itu

Cek Harga Beras di Maros, Jokowi: Sudah Turun, tapi Harus Lebih dari Itu

Nasional
Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, Firli Bahuri Terima Kasih ke Kapolri

Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, Firli Bahuri Terima Kasih ke Kapolri

Nasional
Danpushidrosal Ungkap Indonesia Belum Punya Kapal yang Bisa Deteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Danpushidrosal Ungkap Indonesia Belum Punya Kapal yang Bisa Deteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Nasional
Menkumham Paparkan 10 Lapas dan Rutan “Over“ Kapasitas di Indonesia, Mana Saja?

Menkumham Paparkan 10 Lapas dan Rutan “Over“ Kapasitas di Indonesia, Mana Saja?

Nasional
Jokowi Resmikan Pengoperasian Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Jokowi Resmikan Pengoperasian Jalur Kereta Api Makassar-Parepare

Nasional
Polri Bagikan 2.000 Paket Sembako di Wilayah Jaksel, Harap Ringankan Beban Masyarakat

Polri Bagikan 2.000 Paket Sembako di Wilayah Jaksel, Harap Ringankan Beban Masyarakat

Nasional
Jakarta Terlambat 30 Tahun Bangun Transportasi Massal, Jokowi: Dari Pagi sampai Malam Macet

Jakarta Terlambat 30 Tahun Bangun Transportasi Massal, Jokowi: Dari Pagi sampai Malam Macet

Nasional
Antisipasi Tsunami, TNI AL dan Ilmuwan Teliti Gunung Berapi di Bawah Laut Flores

Antisipasi Tsunami, TNI AL dan Ilmuwan Teliti Gunung Berapi di Bawah Laut Flores

Nasional
Anies Diprediksi Pilih AHY Jadi Cawapres karena Paling Cerminkan Karakter Perubahan

Anies Diprediksi Pilih AHY Jadi Cawapres karena Paling Cerminkan Karakter Perubahan

Nasional
Jokowi: Hampir Semua Kota Terlambat Membangun Transportasi Publik

Jokowi: Hampir Semua Kota Terlambat Membangun Transportasi Publik

Nasional
Ratusan Personel Polri Dimutasi, Kompolnas: Penempatan Disesuaikan Keahlian dan Pengalaman

Ratusan Personel Polri Dimutasi, Kompolnas: Penempatan Disesuaikan Keahlian dan Pengalaman

Nasional
Pemerintah Minta DPR Tunda Pembahasan Revisi UU Narkotika, Akan Digabung dengan RUU Psikotropika

Pemerintah Minta DPR Tunda Pembahasan Revisi UU Narkotika, Akan Digabung dengan RUU Psikotropika

Nasional
Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, KPK Akan Tunjuk Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi

Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, KPK Akan Tunjuk Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi

Nasional
Gerindra: Tak Mungkin Ada Capres Selain Prabowo, Sandi Silakan Geser ke PPP

Gerindra: Tak Mungkin Ada Capres Selain Prabowo, Sandi Silakan Geser ke PPP

Nasional
KPK Amankan Dokumen Fiktif Pengaturan Cukai Rokok di Tanjung Pinang

KPK Amankan Dokumen Fiktif Pengaturan Cukai Rokok di Tanjung Pinang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke