Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana "Reshuffle" Menteri Nasdem Dinilai Erat Kaitannya Deklarasi Anies Capres

Kompas.com - 03/01/2023, 12:50 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, wacana reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju erat kaitannya dengan langkah Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres).

Sejauh ini, Ujang menangkap bahwa Presiden Joko Widodo telah memperlihatkan indikasi yang kuat jika perombakan kabinet benar-benar akan dilakukan.

"Jokowi hingga saat ini dalam tindakannya, dalam ucapannya, terlihat akan ada indikasi reshuffle. Kenapa? Saya sudah katakan juga ketika itu bahwa reshuffle terkait kemungkinan besar adalah deklarasi Nasdem untuk Anies," ujar Ujang kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Saat Jokowi Tiga Kali Tak Membantah Kabar Reshuffle pada 2023...

Ujang meyakini, sosok Anies menjadi salah satu pendorong bagi Jokowi untuk menggulirkan wacana perombakan kabinet, khususnya posisi menteri yang diduduki kader Nasdem.

Apalagi, kata Ujang, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut merupakan sosok yang tidak disukai oleh Jokowi.

Karena itu, deklarasi tersebut diyakini mempunyai dampak langsung terhadap posisi Nasdem dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Bagi Jokowi, Anies dianggap antitesa sehingga berhadap-hadapan dengan Jokowi. Ya tentu saja di situ Jokowi tidak suka, tidak senang," terang dia.

"Karena reshuffle hak prerogatif Presiden, makanya Jokowi suka-suka reshuffle itu, kelihatannya resuffle akan mengarah kepada Nasdem," sambung dia.

Seiring bergulirnya wacana tersebut, Ujang menangkap bahwa reshuffle terhadap menteri yang berasal dari Nasdem akan terealisasi dalam waktu dekat.

Baca juga: Soal Wacana “Reshuffle” Menteri Nasdem, Pengamat: Kalau PDI-P yang Bicara, Artinya Tak Main-main

Hal itu disampaikan Ujang berkaitan dengan pernyataan terbaru Jokowi yang meminta publik menunggu perihal kepastian waktu perombakan kabinet dilakukan.

Ujang memaknai, kata menunggu yang disampaikan Jokowi mengindikasikan bahwa wacana reshuffle benar-benar ada.

"Dengan tunggu-tunggu artinya itu ada, akan terjadi, akan terlaksana, artinya akan direalisasikan oleh Jokowi," ucap Ujang.

"Kalau tunggu itu kata-kata yang sangat clear, sangat jelas, tunggu ya akan terjadi. Nanti, artinya ke depan (reshuffle dilakukan) dalam waktu dekat," imbuh dia.

Sebagaimana diketahui, isu reshuffle kembali mencuat baru-baru ini.

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat bahkan terang-terangan menyatakan, partainya meminta agar dua menteri asal Nasdem, yakni Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menhut) Siti Nurbaya Bakar, dievaluasi.

Menurut Djarot, evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan para menteri bekerja menuntaskan janji-janji kampanye Presiden Jokowi.

"Mentan dievaluasi, Menhut dievalusi, Menteri Kehutanan ya, harus dievaluasi, semua menteri juga harus dievaluasi. Supaya apa? Supaya ada satu darah baru yang segar, yang bisa mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi," kata Djarot di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Sejauh ini, Jokowi sudah tiga kali tak pernah membantah mengenai kabar reshuffle tersebut. Terbaru, Jokowi meminta publik menunggu keputusannya ketika ditanya mengenai wacana perombakan kabinet.

"Tunggu saja. Ditunggu saja," ujar Jokowi menjawab pertanyaan wartawan soal reshuffle di Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/1/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com