Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAL Baru Laksamana Muhammad Ali dan Tantangan Tegakkan Kedaulatan

Kompas.com - 29/12/2022, 07:36 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mendapatkan tugas utama dari Presiden Joko Widodo untuk menjaga kedaulatan negara di wilayah perairan Indonesia.

Ali dilantik sebagai KSAL oleh Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/12/2022) kemarin, menggantikan Laksamana Yudo Margono yang kini menjabat sebagai panglima TNI.

"Kita tahu dua per tiga Indonesia ini adalah air, adalah laut. Jadi konsentrasi untuk kedaulatan negara utamanya di laut itu yang menjadi tanggung jawab dari KSAL yang baru Pak Muhammad Ali," kata Jokowi seusai pelantikan.

Secara khusus, Jokowi meminta Ali untuk menaruh perhatian kepada pulau-pulau yang ada di daerah perbatasan serta dinamika yang kerap terjadi di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan.

Baca juga: Yudo Margono Pamit, KSAL Muhammad Ali: Saya Akan Teruskan Kebijakan, Bahkan Bisa Lebih Baik

Ia menambahkan, Ali juga mesti memastikan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk menegakkan kedaulatan di wilayah laut.

"Ya termasuk juga modernisasi alutsista kita yang berkaitan dengan laut emang harus terus diperkuat," kata Jokowi.

Jokowi pun mengungkapkan alasannya memilih Ali sebagai KSAL, yakni karena berkaca dari rekam jejak lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1989 tersebut.

Ia menuturkan, Ali Ali pernah menjadi gubernur Akademi Angkatan Laut, panglima Komando Armada I, hingga jabatan terakhirnya sebelum jadi KSAL yakni panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.

"Pengalaman, rekam jejak, itu menjadi selalu saya lihat dan beliau memiliki leadership yang baik," ujar Jokowi.

Tingkatkan Penegakan Kedaulatan

Ali menyatakan, penegakan kedaulatan dan hukum di seluruh perbatasan harus ditingkatkan, tidak hanya di Laut China Selatan.

Ali menilai situasi wilayah perairan Indonesia sudah relatif aman.

Namun, ia mengakui ada potensi kerawanan di sektor kelautan, yakni cuaca buruk serta penyelundupan barang ilegal.

"Bapak Presiden juga menekankan untuk mencegah atau menghentikan kegiatan penyelundupan maupun kegiatan ilegal di laut atau lewat laut lainnya," ujar Ali.

Baca juga: Seabrek Tantangan KSAL Baru, Dinamika Laut Natuna Utara hingga Pakta Trilateral AUKUS

Ia pun berjanji akan meneruskan dan menyelesaikan program-program yang sudah dimulai oleh pendahulunya, Laksamana Yudo Margono.

"Saya tentu akan meneruskan dan mengembangkan, minimal sama atau bahkan bisa lebih baik kalau memang didukung oleh kerja sama yang baik juga," kata Ali.

Modernisasi Alutsista

Selain masalah kedaulatan, sejumlah pengamat militer menilai modernisasi alutsista menjadi pekerjaan rumah Ali selaku KSAL baru.

"Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesiapan alutsista TNI AL masih jauh dari harapan," kata pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas.

Baca juga: KSAL Muhammad Ali: Penegakkan Hukum dan Kedaulatan Harus Ditingkatkan

Apalagi, menurutnya, Yudo tidak yakin pemenuhan minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimal AL bisa mencapai 100 persen pada 2024 karena banyak alutsista yang sudah tua.

"Namun, tetap ada ruang bagi KSAL baru untuk membuat kebijakan guna memperkaya kualitas pengadaan dan modernisasi alutsista," ujar Anton.

"Selain dengan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi proses pengadaan, Ali juga dapat membantu membangun formulasi dalam pengelolaan pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Kata Kemenkes soal Gejala Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2 yang Merebak di Singapura

Nasional
Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Nasional
MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

Nasional
Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa 'Dikit' Viralkan

Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa "Dikit" Viralkan

Nasional
Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com