"Mereka (surveyor) menjawab, 'karena yang berperan penting adalah pergerakan para caleg PAN di dapil masing-masing sehingga hasil pemilu berbeda dengan hasil survei kami," kata Yoga.
"Lha, lalu para caleg dari partai politik lain saat kampanye pemilu apakah tidur? He he he. Kan calegnya sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di dapil," sambungnya.
Kendati demikian, PAN mengaku tetap menerima hasil survei tersebut sebagai masukan untuk ke depannya.
Yoga tak memungkiri bahwa hasil survei menjadi cermin evaluasi bagi PAN.
Akan tetapi, PAN diakuinya tetap secara rutin melakukan survei internal yang dilakukan oleh lembaga survei independen.
Baca juga: Persiapan Lebih Matang, PAN Optimistis Raih 65 Kursi di DPR
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan PAN.
"Dan hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004 sampai sekarang," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, elektabilitas Partai Nasdem, PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), anjlok di bawah 4 persen berdasarkan survei yang dilakukan SMRC pada 3-11 Desember lalu.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani memaparkan, perolehan suara Nasdem 3,2 persen, PPP 2,9 persen, sementara PAN 1,9 persen. Diketahui, ketiganya lolos ke DPR pada Pemilu 2019 lalu. Namun, elektabilitas ketiganya kini berada di bawah Perindo yang notabene partai non-parlemen.
"Perindo 4,6 persen, Nasdem 3,2 persen, PPP 2,9 persen, PAN 1,9 persen. Dan partai-partai lain elektabilitas di bawah 1 persen. Ini saya kira menarik ya," ujar Deni seperti dilihat di akun YouTube SMRC, Senin (19/12/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.