JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya saat pernah dipanggil oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta ketika berkontestasi sebagai peserta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu.
Jokowi mengaku saat itu dirinya sempat merasa grogi dan takut.
Cerita tersebut disampaikannya di depan para anggota Bawaslu seluruh Indonesia yang mengikuti Rapat Konsolidasi Nasional Bawaslu untuk Pemilu 2024 yang digelar di Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022).
Baca juga: Jokowi: Bawaslu Jangan Sampai Jadi Badan Pembuat Waswas Pemilu
Menurut Jokowi, siapapun peserta pemilu, baik itu calon presiden (capres), calon wakil presiden (cawapres) atau calon kepala daerah pasti grogi saat mendapat panggilan dari Bawaslu.
"Peserta pemilu, siapapun, baik capres-cawapres, cagub-cawagub, Bapak/Ibu (Bawaslu/Panwaslu) panggil itu percaya saya, grogi. Apalagi diberitahu ini peringatan terakhir Pak Cagub, ini peringatan terakhir Pak Capres," ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan hadirin.
"Ngeri semuanya. Karena saya pernah merasakan. Saya ngomong ini karena saya pernah merasakan dipanggil dan saya takut betul saat itu," lanjutnya.
Dia pun menyinggung pengalaman saat dipanggil Bawaslu DKI Jakarta. Ketika itu dia tak tahu kesalahan apa yang diperbuat sehingga merasa tak percaya diri.
Baca juga: Bawaslu-KPU Klaim Bakal Rumuskan Aturan Kampanye di Luar Jadwal
"Saya pernah dipanggil Bawaslu (DKI) Jakarta. Saya enggak ngerti kesalahan apa, dipanggil. Sebelum saya datang ke Bawaslu, saya betul-betul sangat grogi betul saat itu. Artinya apa? Bapak/Ibu semua ini disegani ditakuti," jelasnya.
Meski demikian, Kepala Negara mengingatkan agar jangan sampai Bawaslu dan jajarannya membuat pemilihan umum menjadi menakutkan.
Terlebih sampai membuat peserta pemilu jadi takut untuk melakukan sosialisasi.
Baca juga: Bawaslu: Netralitas Penyelenggara Sumber Kerawanan Terbesar Pemilu 2024
"Bawaslu harus tegas dalam menegakan aturan, tidak boleh ragu. Tapi juga jangan sampai Bawaslu malah menjadi badan pembuat was-was pemilu," tegas Jokowi.
Kepala Negara pun mengingatkan agar selama tahapan Pemilu Serentak 2024 Bawaslu senantiasa bekerja cepat, responsif dan selalu berada pada koridor hukum.
Jokowi menekankan, koridor hukum harus selalu jadi pegangan Bawaslu.
"Merespons pengaduan dengan cepat, menindak dan menyelesaikan berbagai pelanggaran dengan tegas. Tidak usah ragu-ragu. Tidak boleh ragu. Pegang teguh integritas dan sekali lagi lakukan secara adil dan tidak memihak," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.