Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhardis
PNS

Saat ini bekerja sebagai periset di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas, BRIN

Manifestasi Rambut Putih

Kompas.com - 08/12/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Masih ada penyebab kerutan pada wajah selain faktor usia. Orang berusia muda juga rentan terkena kerutan.

Mereka yang sering terpapar sinar matahari, perokok, dehidrasi, penggunaan obat tertentu, serta faktor lingkungan dan genetik merupakan beberapa penyebab orang muda mengeriput (Kompas.com, 20/11/21).

Nah, berpeluang pula sosok dengan wajah keriput yang disasar pak presiden ialah mereka yang masih berusia muda, sering terpapar matahari (mungkin lebih sering merakyat, blusukan, dsb), perokok (umumnya kebiasaan lelaki), dehidrasi (akibat panas-panasan di lapangan), penggunaan obat-obat tertentu (bisa jadi menderita penyakit yang mengakibatkan ketergantungan pada jenis obat tertentu), atau faktor lingkungan dan genetik (nah, ini perlu dibuktikan dari medical check up).

Sepertinya, sosok tua atau muda tidak masalah bagi sang presiden, yang penting ia berkerut karena mikirin rakyat. Indikator ini yang sulit dimanifestasikan. Seperti apa pemimpin yang mikirin rakyat hingga mukanya berkerut?

Akan mudah memanifestasikan jika presiden hanya menyebutkan dari penampilannya, yakni banyak kerutan di wajahnya.

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Erick Thohir, dan Airlangga Hartanto, sepertinya memenuhi kriteria.

AHY, Kang Emil, Sandiaga S Uno, Puan Maharani, dan Khofifah Indar Parawansa jelas tidak masuk kriteria karena masih dikategorikan muda dan belum begitu berkerut wajahnya (Nama-nama ini diambil berdasarkan hasil survei-survei capres potensial 2024).

Lagi-lagi presiden bermain dengan kata. Beliau menambahkan kriteria yang gampang-gampang sulit.

Di akhir pernyataan, presiden membocorkan pemimpin yang mikirin rakyat untuk indikator kedua.

“Ada yang memikirkan rakyat sampai rambutnya putih semua.” Kalimat pamungkasnya ialah sampai rambutnya putih semua. Berarti presiden menyasar orang-orang yang rambutnya belum putih (setidaknya tidak putih semua) sebelum menjabat sebagai pemimpin, namun memutih semuanya saat menjadi pemimpin.

Berarti rambut itu memutih semuanya karena “beratnya” pemikiran terkait nasib rakyat. Benar-benar kesehariannya dihabiskan memikirkan kesejahteraan rakyat.

Sik, apa iya rambut yang memutih itu menjadi indikator bahwa seseorang banyak pikiran?

Kompas.com (7/11/2021), menuliskan bahwa selain faktor usia, penyebab (khususnya seseorang yang masih muda) tumbuhnya uban boleh jadi karena faktor genetik, pengaruh lingkungan, pola makan, bahkan penyakit celiac.

Entah sinyal apa yang diberikan beberapa pemimpin belakangan ini setelah munculnya kriteria pimpinan yang mikirin rakyat ini dirilis pak presiden.

Ada yang tiba-tiba potong rambut (mungkin biar tidak kelihatan rambut putihnya), ada pula yang sengaja memutihkan rambut karena permintaan sang pujaan hati, namun ada pula yang tidak bereaksi apa-apa karena memang rambutnya belum terlalu putih atau bahkan terkesan tidak ambil pusing.

Ada pula yang sengaja membingkai tokoh tertentu sebagai sosok misterius yang berkerut dan berambut putih!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com