Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Pesan "Politik" dari Piala Dunia Qatar 2022

Kompas.com - 29/11/2022, 14:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENTAS FIFA World Cup Qatar 2022 pantas dikenang sebagai pesta sepakbola terakbar di jagat ini.

Segala kontroversi yang melingkupi Qatar sebagai tuan rumah, mulai dari dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam pembangunan venue-venue perhelatan, larangan minuman yang mengandung alkohol, prostitusi hingga blokade isu-isu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) langsung sirna usai pembukaan gelaran piala dunia yang super keren.

Aktor kawakan Amerika Serikat, Morgan Freeman yang tampil dalam opening ceremony FIFA World Cup di Stadion Al Bayt menyampaikan pesan persatuan dan keberagaman yang begitu sempurna.

Dengan pertandingan sepakbola yang sportif, akan membawa emosi yang menyatukan umat manusia. Menjembatani perbedaan lewat kemanusiaan, penghormatan, dan inklusi.

Pesan yang “mak jleb” ini disampaikan aktor, sutradara sekaligus narator yang bersuara khas itu semakin menyentuh ketika Morgan Freman berinteraksi dengan talenta disabilitas, Ghanim Muftah.

Ghanim pun membalas pernyataan Freman dengan mengutip Surat Al Hujurat ayat ke-13 yang artinya,"Hai, manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal."

Permainan politik identik dengan sepakbola

Permaian sepakbola, menurut saya, tidak sekadar kemampuan mengolah bola hingga berujung gol. Dari sepakbola kita mendapatkan pelajaran yang berharga mengenai etos kerja, pantang putus asa, bekerjasama, dan mencapai hasil yang terbaik.

Saya kerap ditanya oleh istri saya kenapa begitu “berkorban” sekali untuk nonton pertandingan Manchester City hingga dini hari, sementara besoknya harus terbang pagi untuk ketemu kepala daerah di luar Jawa?

Saya menenangkan istri saya, kalau saya sebenarnya tengah “belajar” strategi politik dari permainan bolak sepak “tetangga yang paling berisik” di Manchester, Inggris itu.

Pola permainan yang dikembangkan pelatih Pep Guardiola itu begitu apik membuat skema menyerang dan bertahan. Semua terlibat aktif, hingga kiper Ederson Moraes pun terlibat.

Setiap kepala daerah yang menjadi sahabat diskusi, seperti Bupati Trenggalek, Mochamad Arifin atau Gus Ipin begitu “menggilai” sepakbola karena dunia politik begitu “beririsan” dengan langgam permainan sepakbola.

Main sepakbola dimaknai Gus Ipin bisa menjalin silahturahmi dengan warga, tanpa ada kelas dan perbedaan.

Sepakbola adalah pelepas kepenatan usai menjalankan tugas pemerintahan yang tidak kenal waktu.

Calon Bupati Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara di Pikada 2024, HM Radhan Algindo Nur Alam juga menggemari sepakbola. Ia yakin talenta-talenta muda di daerahnya bisa membawa “perubahan” jika berprestasi di sepakbola.

Radhan tidak sekadar “cuap-cuap” tanpa makna, dirinya ikut terjun dengan memiliki sebagian saham sebuah klub sepakbola ternama dengan harapan, ada anak-anak Konawe Selatan bisa berkiprah di pentas nasional, bahkan internasional.

Permainan sepakbola dengan dunia politik pada dasarnya mempunyai kemiripan. Keduanya sama-sama sebuah “pertarungan” atau kompetisi untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai intrinsik tinggi guna mencapai kepentingannya masing-masing.

Seperti halnya di Piala Dunia Qatar 2022, para pemain sepakbola bertarung dengan gigih untuknya mempertaruhkan segala yang dimilikinya untuk mendapatkan kemenangan.

Bertarung atas nama negara, begitu tinggi “pride”-nya karena di dalam pertandingan tersemat nilai-nilai kebangsaan dan kebanggaan.

Neymar sampai menangis tidak bisa melanjutkan pertandingan karena engkel kakinya mendapat cedera.

Kapten kesebelasan Korea Selatan, Son Heung-min juga menangis karena Korea Selatan takluk dengan dramatis dari Ghana.

Sama dengan pertarungan dalam politik, para elite partai dan calon kepala daerah harus “bertarung” dalam kontestasi guna mendapatkan sesuatu yang menjadi kepentingannya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com