Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Pemimpin Berambut Putih, Jokowi Ingin Muluskan Jalan Ganjar Jadi Capres?

Kompas.com - 28/11/2022, 07:17 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, bukan tanpa alasan Presiden Joko Widodo menyinggung soal "pemimpin berambut putih" saat hadir dalam acara temu relawannya, Sabtu (26/11/2022).

Menurut Umam, orang nomor satu di Indonesia itu lagi-lagi hendak melempar sinyal dukungan buat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju di panggung pemilu presiden (pilpres).

"Konsolidasi relawan Jokowi kemarin bisa dimaknai sebagai manuver politik untuk mengokohkan framing narasi pentingnya mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024," kata Umam kepada Kompas.com, Minggu (27/11/2022).

Baca juga: Arahan Jokowi ke Relawan Soal Pilih Presiden: Dari yang Senang Blusukan hingga Rambut Penuh Uban

Umam menduga, ada campur tangan orang-orang di lingkaran Jokowi dalam acara temu relawan tersebut.

Sebab, Jokowi tak hanya hadir dalam kegiatan itu, tetapi juga menyampaikan "kode keras" soal kriteria pemimpin yang memikirkan rakyat, yang mana itu mengarah ke sosok Ganjar.

Menurut Umam, pernyataan Jokowi soal kriteria pemimpin tersebut bisa jadi bertujuan untuk memunculkan gelombang dukungan rakyat.

"Pada titik tertentu juga diharapkan bisa memengaruhi atau bahkan mendikte keputusan partai politik yang memiliki hak konstitusional sebagai pengusung capres," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Umam, manuver lingkaran Jokowi ini seolah menantang pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P pada Juni lalu.

Baca juga: Di GBK, Relawan Jokowi Deklarasikan 2024 Manut Jokowi

Sebab, saat itu Megawati telah memperingatkan dan melarang keras para kadernya untuk bermanuver terkait pencapresan 2024.

Bahkan, barisan Dewan Kolonel yang tak lain adalah forum sejumlah kader PDI-P untuk mendukung Puan Maharani menjadi capres telah ditertibkan oleh partai. Padahal, Puan merupakan anak biologis dan ideologis Megawati.

Lewat pernyataannya, Jokowi dinilai seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya mempunyai pengaruh dan kekuatan jaringan yang tidak kalah mapan dan mengakar dibanding PDI-P.

"Karena itu, konsolidasi relawan Jokowi dan pesan capres 'berambut putih' di GBK kemarin itu merupakan langkah offside yang seolah tidak memedulikan pesan amanat Megawati di Rakernas PDI-P sebelumnya," kata Umam.

Terlepas dari itu, Umam menilai, acara temu relawan tersebut gagal membangkitkan sentimen positif publik. Kegiatan itu seolah dipaksakan di tengah masyarakat yang sedang fokus pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.

Belum lagi, massa yang datang juga menyampaikan pengakuan beragam. Ada yang bingung hingga merasa dibohongi karena mengaku tak tahu menahu bahwa acara tersebut merupakan kegiatan temu relawan.

"Jika langkah-langkah manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elite PDI-P, tak terkecuali Megawati sendiri karena merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak di-fait accompli (didikte)," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Sindir Jokowi, Demokrat: Pemimpin Bukan Dilihat dari Fisik atau Citranya, Seolah Dekat Rakyat

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com