Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB yang Ogah Cerai dari Gerindra di Tengah Isu "Cinta Bertepuk Sebelah Tangan"

Kompas.com - 24/11/2022, 09:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menegaskan bahwa mereka enggan "bercerai" dengan Partai Gerindra, di tengah isu penjodohan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Isu ini sebelumnya mendapatkan tanggapan yang cukup keras dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Bahkan, Cak Imin sempat mengancam akan membentuk "komposisi" baru jika Prabowo berduet dengan Ganjar.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan bahwa koalisi PKB-Gerindra tak akan bertahan lama, setelah isu penjodohan itu mencuat.

Baca juga: Gonjang-ganjing Koalisi Pilpres 2024: Setelah Nasdem-Demokrat-PKS, Kini Gerindra-PKB Memanas

"Koalisi Gerindra-PKB hampir pasti bubar, akibat cinta bertepuk sebelah tangan," kata Umam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Gerindra, menurutnya, dinilai kurang percaya diri Muhaimin mampu mendongkrak elektabilitasnya untuk menang pada Pemilu 2024.

Sehingga, Gerindra mencoba untuk mengotak-atik tokoh tertentu untuk dipasangkan dengan Prabowo. Atas dasar itu, Cak Imin dinilai wajar jika ingin mengoreksi total skema koalisinya bersama Prabowo.

"Karena peluangnya menjadi cawapres kian mengecil dan posisinya seolah dipandang sebelah mata oleh teman koalisi," tutur dia.

Ogah cerai

Meski begitu, sejumlah elite PKB menegaskan bahwa mereka masih ingin bersama Gerindra untuk menghadapi Pilpres 2024.

"Jadi ketika PKB bergandeng dengan Gerindra membangun koalisi, PKB tidak punya bayangan untuk bercerai," kata Wakil Ketuua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: PKB Yakin Pernyataan Jokowi soal Politik Identitas Bukan Mengarah ke Anies

Ia mengklaim bahwa sampai saat ini belum ada pembahasan soal capres dan cawapres yang dilakukan antara Prabowo dan Cak Imin. Kedua tokoh sentral itu sebelumnya mendapat mandat untuk memutuskan siapa pasangan capres-cawapres yang akan didukung pada Pilpres 2024.

Mandat itu diberikan di dalam pakta kerja sama koalisi yang ditandatangani pada pertenghan tahun ini. Oleh karena itu, Jazilul menegaskan bahwa hingga kini partainya masih berkomitmen untuk membangun koalisi bersama Gerindra.

"Saya setahunya, enggak bahas itu. Yang dibahas setidaknya Gerindra punya capres Pak Prabowo, PKB punya capres Gus Muhaimin, kira-kira itulah," tambah Jazilul.

Ketua Umum Partai Gerindra memberikan salam hormat kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dalam agenda “PKB Road To Election 2024” di Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).(PKB) Ketua Umum Partai Gerindra memberikan salam hormat kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dalam agenda “PKB Road To Election 2024” di Senayan, Jakarta, Minggu (30/10/2022).

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, pihaknya tak pernah mengingkari janji atau komitmen dalam koalisi, termasuk dengan Gerindra.

“Anda bisa cek fakta ini. Fatsun politik ini akan terus dipegang PKB selama rekan koalisi juga tidak menciderai janji koalisi,” ujar Huda dalam keterangannya, Rabu.

Menurut dia, dinamika politik dalam koalisi PKB dan Partai Gerindra masih dalam batas yang wajar.

Negosiasi politik terus berlangsung karena kedua partai politik (parpol) belum memutuskan pengusungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: Soal Koalisi dengan Gerindra, PKB: Selama Patuhi Kesepakatan, Akan Tetap Jalan

Tak tutup kemungkinan...

Kendati ogah bercerai dengan Gerindra, PKB menilai tak menutup kemungkinan kerja sama kedua partai politik (parpol) terhenti jika masing-masing pihak tak lagi mematuhi poin kesepakatan.

Huda menegaskan, sampai saat ini kedua parpol masih memperjuangkan kandidat capresnya masing-masing.

Gerindra terus mendorong Prabowo untuk memperebutkan kursi RI-1. Begitu pun kader PKB yang mendesak Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum bisa menjadi capres.

Baca juga: Hubungan PKB-Gerindra Goyah, PDI-P Sebut Muhaimin Selalu Dekat dengan Puan dan Mega

“Jadi biarlah nanti Pak Bowo dan Gus Muhaimin yang memutuskan figur terbaik yang diusung oleh koalisi PKB dan Gerindra. Kita tunggu saja ujungnya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com