Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Retno Marsudi dan Sri Mulyani Persiapkan G20, Pertemanan 43 Tahun Permudah Koordinasi

Kompas.com - 21/11/2022, 06:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terlihat berpelukan usai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menyerahkan tongkat estafet presidensi G20 ke India sekaligus menandakan selesainya presidensi G20 Indonesia pada 16 November 2022 pekan lalu.

Bersama pemangku kepentingan lainnya, dua menteri tersebut telah membantu mempersiapkan pelaksanaan G20 di tengah meningkatnya tensi geopolitik dunia.

Persiapan kurang lebih dilakukan selama setahun.

“Alhamdulilah, kita baru saja menyelesaikan KTT G20, dua hari berturut-turut, dan tadi telah ditutup oleh Bapak Presiden dengan menghasilkan deklarasi dari para pimpinan G20. Ini pencapaian yang luar biasa karena deklarasi itu artinya ada kesepakatan dari seluruh pimpinan G20,” ujar Sri Mulyani dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @smindrawati, yang diunggah pada 16 Oktober, sebagaimana dilansir dari siaran pers Sekretariat Kabinet.

Baca juga: Senyum Semringah dan Rangkulan Hangat Sri Mulyani-Retno Marsudi di Penutupan KTT G20

Senada, rasa syukur juga diungkapkan oleh Menlu Retno atas terselenggaranya rangkaian pertemuan G20 di bawah presidensi Indonesia.

“Alhamdulillah di tengah segala tantangan, segala perbedaan yang sangat-sangat tajam, paling tidak dari kegiatannya itu sendiri, tidak ada satu pun kegiatan G20 yang harus dibatalkan pada tahun ini,” ujar Retno, saat berbincang di Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet (Podkabs) ang tayang di kanal YouTube Sekretariat Kabinet.

Di Presidensi G20 Indonesia, sebagai Menkeu, Sri Mulyani berperan dalam financial track. Sementara itu sebagai Menlu, Retno Marsudi mengampu sherpa track.

Keduanya pun tampak selalu mendampingi Presiden Jokowi dalam agenda penting G20, misalnya saat menyambut kedatangan para tamu di ruang KTT, mendampingi dalam tiga sesi pertemuan KTT maupun saat welcome dinner untuk para kepala negara G20.

Baca juga: Rusia Puji Deklarasi KTT G20 di Bali: Kemenangan Akal Sehat

“G20 itu kan ada finance track, jadi trek keuangan, ada trek sherpa yang lebih banyak kepada ekonomi secara keseluruhan dan pembangunan," kata Retno.

"Dan kita itu menjadi pengampu dari masing-masing trek itu. Ibu Menkeu tentunya di trek keuangan, sementara saya di trek sherpa,” lanjutnya

Retno mengisahkan, sebagai rekan kerja sekaligus sahabat, dirinya dan Sri Mulyani kerap berdiskusi mengenai persiapan dan perkembangan dari Presidensi G20 Indonesia.

“(Berdiskusi) sampai di mana (progresnya) apa yang mesti diperkuat, apa dan ini, dan sebagainya. Tapi, karena kita berteman lama, jadi komunikasinya lebih lebih enak,” ungkapnya.

Baca juga: Cerita Wishnutama di Balik Megahnya Gala Dinner G20 yang Tuai Pujian dari Para Pemimpin Negara

Lebih lanjut, Retno pun mengisahkan bahwa pertemanannya dengan Sri Mulyani dimulai saat mereka sama-sama menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang, di Jawa Tengah.

Pertemanan sudah terjalin sejak 1979. Sehingga sampai tahun ini, sudah 43 tahun keduanya berteman baik.

“Kita udah berteman, berapa ya. Kalau sekarang (tahun) 2022, kita berteman dari (tahun) 79. Kita SMA kan bareng, terus kemudian Ani, Ibu SMI, Ibu Menkeu, aku manggilnya Ani, Ani ke UI (Universitas Indonesia), saya ke Universitas Gadjah Mada (UGM),” tutur Retno.

Sebelum sama-sama membantu Presiden Jokowi di jajaran kabinet pemerintahan, keduanya juga kerap bertemu di tengah kesibukan masing-masing.

Misalnya saja saat Sri Mulyani, yang waktu itu masih bertugas di Bank Dunia, mengajaknya untuk makan bersama.

Ketika itu, Retno masih bertugas di Belanda.

Baca juga: Amankan G20, Pasukan TNI Berhari-hari Sembunyi di Balik Semak Mangrove Tahura Bali

“Dia datang ke Belanda, saya dubes (duta besar) di Belanda. Jadi tiba-tiba saya dapat WhatsApp dari dia, dia bilang, ‘Ret, makan yuk!’ Terus, aku datang ke hotelnya dia. Terus, kita jalan dari hotelnya dia, kita cari makan berdua,” tutur Retno.

Baik Retno Marsudi maupun Sri Mulyani juga kerap membagikan momen persahabatannya di akun instagram pribadi masing-masing.

Salah satunya, saat Retno menghadiri acara siraman putra bungsu Sri Mulyani, Luqman Indra Pambudi Sumartono pada Juli lalu.

“Saya enggak bisa hadir waktu pernikahannya karena saya harus ke luar negeri, jadi saya betul-betul tunggu sampai saya nemenin Ani pada saat siraman. Setelah itu, saya pergi,” kata Retno.

Baca juga: Momen Prabowo Pilih Tak Menapaki Karpet Merah di G20 Bali

Tak hanya Retno, Sri Mulyani juga turut membagikan kisah panjang pertemanan keduanya di Podkabs.

Sri Mulyani mengungkapkan, meski berada di satu SMA, mereka memilih jurusan yang berbeda.

“SMA memang kegiatan saya banyak banget, Retno juga kegiatannya banyak. Dia ke Pramuka segala macam, kalau saya OSIS. Saya pernah jadi ketua OSIS, saya paskibraka, dan yang lain-lain, olahraga, tim voli sekolah, karate saya ikut, jadi saya segala macam. Tapi saya tahu Retno sama saya, walaupun enggak pernah satu kelas,” ungkap Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun mengaku senang saat mengetahui dirinya dan Retno Marsudi diminta Presiden Jokowi untuk bersama-sama bergabung dalam kabinet pemerintahan.

“Waktu saya dipanggil pulang sama Pak Jokowi lagi untuk gabung, dan saya tahu ada teman saya, Retno, kita jadi makin erat saja. Senang lah," tutur Sri Mulyani.

"Kan jarang ya satu kabinet itu dari satu SMA yang sama, jadi kita merasa ada special relationship dan memang ya enak, ngobrol sama Retno enak,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com