Adapun model kolaborasi dan sinergi tersebut diharapkan dapat membuka peluang semakin banyak bagi UMKM mendapatkan bantuan permodalan, pendampingan usaha hingga akses pasar.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Sinar Mas Land Hadirkan Bus Listrik di BSD City
“Artinya, mereka bisa mengakses teknologi, keuangan, dan pasar yang membuat mereka dapat menikmati pasar yang lebih besar lagi. Namun, mereka juga harus didampingi oleh yang lebih profesional, agar mereka bisa lebih berkembang. Hasilnya, banyak contoh pendampingan yang kami lakukan dan terbukti sukses,” jelas Franky.
Untuk ke depannya, kata Franky, gerakan ini dapat lebih modular dan sistematis dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan, termasuk dengan memberikan status pemeringkatan usaha.
“Dengan gerakan tersebut, 1000 persen diyakini tidak akan ada orang miskin dan UMKM Indonesia akan hidup. Hal itulah yang akan membawa Indonesia masuk ke dalam lima negara dengan ekonomi terbesar pada 2045 mendatang, sesuai dengan prediksi para ekonom,” kata Franky.
Untuk diketahui, dalam Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas terdapat pemberian status pemeringkatan usaha dengan memberikan warna sebagai lambang tingkatan dari setiap UMKM.
Contohnya warna biru diberikan bagi UMKM dengan kinerja baik, warna hijau untuk UMKM berkinerja cukup baik, warna kuning untuk UMKM yang masih kurang, dan warna merah bagi UMKM yang kinerjanya belum terlihat.
Untuk status UMKM dengan warna merah akan memerlukan pendampingan intensif.
Karena UMKM belum memahami dan mengerti bagaimana cara berjualan atau teknik marketing, sehingga memerlukan modul yang sesuai dengan usaha dan area mereka beroperasi. Dengan demikian, program pengentasan kemiskinan akan lebih cepat terlaksana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.