Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muktamar Muhammadiyah Akan Soroti 2024, Singgung Fenomena Bagi-bagi Kekuasaan

Kompas.com - 16/11/2022, 17:34 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo akan turut menyoroti Pemilu 2024.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadyah Haedar Nashir meminta agar pemilu serentak itu menjadi momen transformasi kebangsaan.

"Kita perlu perhatian pada 2024 bukan hanya sebagai kontestasi politik," ujar Haedar dalam konferensi pers, Rabu (16/11/2022).

"Kok kita seperti kehilangan visi masa depan yang menyangkut kenegarawanan," kata dia.

Baca juga: Wapres Berharap Muhammadiyah Berkontribusi Wujudkan Indonesia Emas

Haedar juga menyinggung soal reformasi selama 24 tahun yang selama ini dianggap telah berjalan secara liberal, tetapi justru juga selaras dengan fenomena bagi-bagi kekuasaan.

Ia menilai, dalam era demokrasi seperti sekarang, proses kontrol terhadap kekuasaan justru susah.

Haedar berharap agar setiap calon presiden dan wakil presiden, anggota legislatif tingkat pusat hingga daerah, sampai para penyelenggara pemilu harus kembali pada cita-cita kebangsaan.

Dalam istilah Muhammadiyah, para pejabat itu mesti paham alfabet Indonesia, dari A hingga Z.

"Dengan cara itu kita akan lebih mengarahkan apa yang Sila ke-4 dengan tegas disebut. Demokrasi, pemilu, kontestasi politik, baik menang dan kalah, harus berpolitik yang berbasis pada kerakyatan, dalam kebijakan pada sistem bermusyawarah, bukan hanya soal bagi-bagi kekuasaan, tapi Indonesia mau di bawa ke mana," kata Haedar.

"Bangsa yang besar kan punya visi dan visi itu lahir dari cita-cita awal, bukan ditemukan di tengah jalan. Kalau tidak nanti terjadi dislokasi politik di mana mereka yang ingin meraih kekuasaan tetapi lupa pondasi kita berbangsa," ujar dia.

Baca juga: Wapres Akan Tutup Muktamar Muhammadiyah di Solo

Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah akan dilaksanakan 18-20 November 2022.

Presiden RI Joko Widodo disebut akan membuka langsung muktamar, sedangkan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dijadwalkan menutup muktamar.

Ada lima agenda pokok dalam Muktamar Muhammadiyah kali ini. Pertama, laporan PP Muhammadiyah 2015-2022.

Kedua, membahas program lima tahun ke depan. Ketiga, membahas Risalah Islam Berkemajuan.

Keempat, membahas isu-isu strategis. Kelima, pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com