Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capreskan Anies, Surya Paloh Siap Nasdem Kehilangan Kursi Menteri?

Kompas.com - 15/11/2022, 14:36 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sudah siap dengan segala konsekuensi yang mungkin terjadi ke partainya karena mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

Kemungkinan terburuk, tiga kursi menteri Nasdem bakal dicopot Presiden Joko Widodo dari Kabinet Indonesia Maju.

"Nasdem ini sudah menyerahkan nasib menterinya kembali ke Pak Jokowi, kalau risiko dan konsekuensinya kehilangan menteri di kabinet, saya rasa Nasdem sudah siap," kata Pangi kepada Kompas.com, Senin (14/11/2022).

Menurut Pangi, Nasdem mengambil langkah yang berani dengan mencapreskan Anies Baswedan. Namun, keputusan itu bukan tanpa kalkulasi.

Baca juga: Soal Hubungan Jokowi-Paloh, Politikus PDI-P: Ah Tidak Renggang...

Surya Paloh dinilai telah menghitung betul segala kemungkinan dan risiko manuvernya, demi pertaruhan politik yang lebih besar.

Meskipun, pascadeklarasi pencapresan Anies, hubungan Surya Paloh dan Jokowi tampak mulai renggang. Kendati Paloh berulang kali mengatakan hubungannya dan Jokowi baik-baik saja, menurut Pangi, keretakan di antara keduanya tak terhindarkan lagi.

Namun, tidak setujunya Jokowi atas keputusan Nasdem hanya ditunjukkan lewat gerak-gerik saja. Misalnya Jokowi tak menghadiri acara hari ulang tahun (HUT) dan tak mengirimkan ucapan ulang tahun ke Nasdem.

Padahal, belum lama ini, presiden hadir langsung di acara HUT Partai Perindo dan Partai Golkar.

"Saya cermati Surya Paloh sangat berupaya menjaga hubungan Nasdem dan Pak Jokowi agar tetap harmoni, tapi realitas dan fakta politik tidak bisa kita tutupi, aroma amis hubungan yang sudah mulai renggang dan kurang bersahabat," ujar Pangi.

Baca juga: Surya Paloh Ngotot Tetap Bersahabat dengan Jokowi, Nasdem Dinilai Tak Mau Kehilangan Kursi Menteri

Pangi menduga, Jokowi sedianya tak setuju dengan keputusan Nasdem mengusung Anies. Hanya saja, orang nomor satu di RI itu tak bicara gamblang demi menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Selain itu, kata Pangi, Jokowi bergaya politik Jawa. Oleh karenanya, presiden tak pernah blak-blakan mengungkapkan pandangannya.

"Pak Jokowi tak persoalkan Nasdem dukung Anies agar tetap politik bebas aktif, tujuannya untuk tetap menjaga perpolitikan tetap kondusif," katanya.

Sebenarnya, lanjut Pangi, sejak pemerintahan Jokowi periode pertama, Nasdem terbilang total mendukung mantan Wali Kota Solo itu.

Namun, politik selalu bersifat dinamis. Sehingga, tak menjadi soal jika pada pemilu mendatang Nasdem memilih jalan sendiri dengan mengusung Anies Baswedan yang notabene datang dari kalangan oposisi.

Begitupun Jokowi, sebagai penguasa yang juga kader PDI Perjuangan, ia memiliki preferensi politik sendiri yang kecil kemungkinan mengarah ke Anies Baswedan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com