JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI-P Bambang Wuryanto menilai tidak tertutup kemungkinan bagi PDI-P menawarkan posisi strategis untuk Joko Widodo (Jokowi) usai melepas jabatannya sebagai presiden.
Namun, Bambang mengaku tidak mengetahui posisi apa yang ditawarkan PDI-P terhadap Jokowi nantinya.
"Kita juga enggak tahu tawarannya, siapa tahu nanti Sekjen PDI-P menawari. Tetap di PDI-P. Kita juga kan enggak ngerti," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2022).
Hal tersebut disampaikannya setelah ditanya respons pernyataan Jokowi soal langkahnya usai mengakhiri jabatan sebagai presiden pada 2024.
Baca juga: Biden Ungkap Rencana Investasi 700 Juta Dollar Saat Bertemu Jokowi
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu tidak mempersoalkan jika Jokowi akan kembali ke Solo setelah selesai menjadi presiden.
Menurutnya, hal itu tidak bisa dikomentari karena merupakan sikap personal Jokowi.
"Itu monggo, sikap personal. Keinginan subjektif ya, monggo," ucap Pacul.
Di sisi lain, Pacul menilai ucapan Jokowi bisa saja berubah soal bakal mengisi kegiatan di sektor lingkungan hidup usai melepas jabatan presiden.
Dia berpandangan, sikap seseorang bisa berubah sesuai situasi ke depan.
Baca juga: Bertemu Komisi Eropa, Jokowi: Hanya Satu Opsi Hadapi Tantangan, Kerja Sama
"Pikiran seseorang bisa berubah menurut situasinya. Situasi hari ini begitu, situasi nanti belum tentu. Oke? Ya termasuk Pak Jokowi namanya manusia kan begitu," kata Ketua Komisi III DPR itu.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi akan kembali ke Solo sebagai warga biasa setelah masa jabatannya berakhir pada 2024.
"Saya akan kembali ke kota saya, Solo, sebagai rakyat biasa," kata Jokowi dalam wawancara bersama The Economist, dikutip dari tayangan YouTube The Economist.
Jokowi menyampaikan, setelah lengser, ia akan aktif di sektor lingkungan hidup dan menjadi bagian dari Indonesia yang lebih hijau.
"Saya akan aktif di bidang lingkungan hidup," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga berbicara soal sistem meritokrasi yang bisa menjadi warisan di ujung masa jabatannya.
Ia berharap, ada perubahan pola pikir dan cara kerja supaya Indonesia dapat menjadi negara maju.
"Dengan perubahan mindset, dengan perubahan cara kerja baru, saya meyakini dengan kekuatan sumber daya alam, kekuatan sumber daya manusia, kekuatan pasar yang besar, kita akan bisa melompat ke negara maju," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.