Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Jengah Ada Jenderal Tak Pikirkan Ancaman Nyata Pertahanan Negara

Kompas.com - 08/11/2022, 17:41 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto jengah dengan adanya elite bangsa yang tak memikirkan ancaman nyata terhadap pertahanan negara.

Hal ini disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan Seminar Nasional “Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan” yang digelar Mabes TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Menurut dia, elite bangsa tersebut tak waspada terhadap potensi ancaman pertahanan negara.

“Terus terang saja, saya mengatakan, kita, bangsa kita, masyarakat kita sekarang ini kurang waspada. Elite kita kurang waspada, bahkan ada di antara elite kita yang tidak mau memikirkan ancaman-ancaman ril yang dihadapi bangsa-bangsa,” ujar Prabowo, Selasa siang.

Baca juga: 6 Penerbang TNI AU Mulai Jalani Pelatihan Pengawakan Jet Rafale di Perancis

Prabowo juga menyinggung adanya pernyataan seorang jenderal beberapa tahun lalu.

Prabowo menyebut bahwa jenderal tersebut memprediksi tidak akan ada ancaman perang terhadap Indonesia beberapa tahun ke depan.

Prabowo menyayangkan cara berpikir jenderal tersebut dalam memprediksi ancaman peperangan.

Ia menegaskan bahwa seorang jenderal seharusnya bisa berpikir strategi dalam menakar ancaman terhadap negara.

“Pernah beberapa tahun yang lalu saya mendengar jenderal-jenderal, orang-orang yang seharusnya berpikir tentang strategi, berpendapat bahwa dalam berapa puluh tahun ke depan tidak ada ancaman bahaya perang,” kata Prabowo.

Dia juga menilai cara berpikir jenderal tersebut sangatlah membahayakan bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, ia setiap kali mendapat kesempatan menjadi pembicara dalam sebuh forum selalu mengingatkan pentingnya kesadaran bangsa dalam mengantisipasi ancaman peperangan.

“Saudara-saudara, berkali-kali di setiap forum yang saya hadapi, saya berusaha untuk membangunkan seluruh yang dapat mendengar saya untuk meninggalkan sikap seperti ini, sikap seperti ini adalah sikap yang sangat membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia,” papar Prabowo.

Baca juga: Prajurit TNI AU Ini Bantah BAP yang Sebut Dana Komando Hanya Bisa Digunakan Atas Perintah Eks KSAU

“Karunia yang kita terima hendaknya kita manfaatkan untuk siap menghadapi ancaman yang akan datang, kalau tidak terjadi (perang) alhamdulillah, kalau terjadi, kita siap,” sambung Prabowo.

Dia pun mengingatkan kepada semua pihak agar tidak berpuas diri dengan situasi saat ini.

Untuk itu, ia mengingatkan pentingnya investasi terhadap bidang pertahanan dalam mengantisipasi ancaman di masa yang akan datang.

“Jangan kalau kita mendapatkan kebaikan, keberuntungan, kita santai. Nah ini harus kita introspeksi, kadang-kadang bangsa kita ini bangsa yang cepat puas, yang cepat santai,” kata dia.

“Tidak ada ancaman, karena tidak ada ancaman, ‘oh pertahanan boleh dinomor dua, nomor tiga, nomor empatkan, tidak perlu kita investasi dalam pertahanan’,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com