Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak, Pakar Sebut Efek Pemerintah Terlalu Abai

Kompas.com - 05/11/2022, 12:46 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman menilai pemerintah terlalu abai dengan mutasi Covid-19 yang masih terus terjadi.

Hal ini membuat kasus Covid-19 kembali meningkat mencapai 5.000 kasus per hari, saat subvarian Omicron XBB masuk ke Indonesia.

Di sisi lain, akses vaksin booster (penguat) masih langka di rumah-rumah sakit maupun fasilitas layanan kesehatan.

Baca juga: Menkes Sebut Ada Risiko Kenaikan Kasus Covid-19 di Akhir Tahun-Awal Tahun 2023

"Kalau abai jelas terlihat, dari komunikasi yang terlalu optimis tapi kurang membangun kewaspadaan. Termasuk kurangnya ketersediaan vaksin booster," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (5/11/2022).

Adapun untuk mencegah penularan, Dicky menilai penerapan protokol kesehatan tetap paling relevan. Dia mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan, memakai masker, hingga menjaga jarak.

Kemudian, dia menilai, pengaturan bekerja dari rumah (WFH) dan bekerja dari kantor (WFO) perlu dilakukan. Adapun sisanya adalah tanggung jawab pemerintah, meliputi deteksi dini dan menyiapkan vaksin.

Baca juga: Selama Pandemi Belum Pernah Kena Covid-19? Ini Penyebabnya Menurut Sains

"Pemerintah melakukan deteksi dini dan melakukan upaya-upaya mitigasi lainnya dengan pembatasan, tapi tidak mesti dengan level PPKM, tapi konsisten komitmen penerapannya," ucap Dicky.

Setelah vaksin booster tersedia, Dicky kembali mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan dan mencari vaksin tersebut, utamanya jika sudah mendapat vaksinasi primer sekitar 5-6 bulan yang lalu.

Pilihan vaksinasi tidak melulu harus vaksin yang dikembangkan dengan platform mRNA seperti Pfizer dan Moderna, namun bisa juga vaksin yang dikembangkan dengan protein rekombinan seperti Novavax atau bahkan Indovac.

Baca juga: Menkes: Kenaikan Kasus Covid-19 Didorong Varian Baru, XBB hingga BQ.1

"Ini saya sudah kasih rekomendasi juga, saran ke pemerintah supaya kalau Indovac bisa segera (disediakan), karena data ilmiahnya cukup mendukung," beberapa Dicky.

Sebagai informasi, per Jumat (4/11/2022) pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 bertambah 5.303 kasus dalam 24 jam terakhir. Totalnya kini mencapai 6.512.913 kasus sejak 2 Maret 2020.

DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 2.036 kasus. Kemudian Jawa Barat 718 kasus, Jawa Timur 685 kasus, Banten 487 kasus, dan Jawa Tengah 426 kasus.

Sementara itu, kasus aktif naik 2.025 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 34.155 kasus aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com