Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Investigasi KNKT, Pesawat SJ 182 Alami Yowing ke Kiri Jelang Ketinggian 11.000 Kaki

Kompas.com - 03/11/2022, 17:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan Nurcahyo Utomo mengungkapkan bahwa terjadi perubahan arah pada pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum terjatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Januari 2021. 

Nurcahyo menjelaskan, pesawat Sriwijaya Air yang membawa 62 penumpang itu berbelok dari arah kanan, kemudian datar dan berbelok ke kiri.

Menurut Nurcahyo, hal itu disinyalir lantaran adanya perbedaan tenaga mesin kanan dan kiri pada pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Dalam penerbangan ini, menjelang ketinggian 11.000 kaki, pesawat yang tadinya sedang berbelok ke kanan, karena perubahan posisi thrust lever sebelah kiri yang makin berkurang, menghasilkan mesin sebelah kiri yang makin berkurang. Akhirnya, pesawat menjadi datar tidak bergerak, berbelok," kata Nurcahyo dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi V DPR, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Ungkap Analisis Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Suara Kapten Pilot Tak Terekam

"Setelah itu, berpindah berbelok ke kiri. Yang tadinya berbelok kanan, berubah menjadi ke kiri," ujarnya menjelaskan lagi.

Kondisi seperti itu, menurut Nurcahyo, dikenal dengan istilah yowing dalam penerbangan.

Yowing adalah keadaan di mana daya dorong di sayap sebelah kanan pesawat lebih besar sehingga pesawat akan oleng.

"Yow ke kiri. Dari hukum aerodinamik, apabila pesawat sudah yow maka selanjutnya akan menimbulkan roll," katanya.

Selain itu, KNKT juga mencermati adanya perubahan dalam cockpit pesawat. Di antaranya perubahan posisi thrust lever, perubahan penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat.

Baca juga: KNKT Libatkan AS, Singapura dan Inggris Bantu Investigasi Kecelakaan Pesawat SJ 182

Nurcahyo mengatakan, kuat dugaan perubahan itu tidak disadari oleh pilot.

Pasalnya, KNKT mengaku tidak bisa mendengar suara pilot di dalam cockpit.

"Kami kebetulan dari cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan, kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam. Kami tidak bisa menentukan mengapa suara kapten tidak terekam," katanya.

"Namun, ada dugaan bahwa kaptennya tidak menggunakan headset," ujar Nurcahyo lagi.

Kemudian, ada mikrofon dalam cockpit yang diharapkan bisa merekam suara apa pun di sana.

Akan tetapi, Nurcahyo mengatakan bahwa suara dari mikrofon tidak terdengar karena tertutup oleh suara noice atau bising pada 400 hertz.

"Sehingga, suara pembicaraan tak bisa direkam. Jadi dari cockpit voice recorder ini kita tidak bisa menganalisis bagaimana kerja sama di kokpit. Apa saja perintah kapten terhadap kopilot. Namun, suara kopilot bisa kita dengar sepanjang waktu. Suara pengatur lalu lintas juga kita dengar," kata Nurcahyo.

Baca juga: Ketua Komisi V Sayangkan Proses Investigasi SJ 182 Terhambat karena Anggaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com