JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, bantuan kemanusiaan dari negara-negara ASEAN untuk Myanmar telah terkumpul hinggga 27 juta dollar AS.
Adapun bantuan kemanusiaan merupakan salah satu poin dari konsensus 5 poin atau Five-Point Consensus (5PC).
Nominal bantuan kemanusiaan itu disampaikan Sekjen ASEAN dalam pertemuan menlu-menlu ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
"Sekjen ASEAN dalam pertemuan tadi melaporkan bahwa sejauh ini telah diterima komitmen sebesar 27 juta dollar AS untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar," kata Retno Marsudi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Menlu Retno Kecam Tindakan Junta Myanmar yang Jatuhkan Bom Saat Konser Musik di Kachin
Retno menyampaikan, bantuan kemanusiaan 27 juta dollar AS itu utamanya untuk fase pertama, yaitu fase live-saving.
Bantuan sendiri dibagi menjadi dua fase, yaitu fase live-saving dan fase live-sustaining.
Adapun fase pertama atau fase live-saving masih berjalan hingga kini, yang saat ini telah mencapai komitmen 27 juta dollar AS.
"(Sementara untuk) fase II life sustaining, di mana AHA Centre harus melakukan assessment secara komprehensif. Namun assessment ini belum dapat diselesaikan dengan sempurna karena tidak adanya akses dari Junta militer," tutur Retno.
Lebih lanjut, Retno menuturkan, akses merupakan kunci agar bantuan kemanusiaan dapat mencapai rakyat yang memerlukan.
Isu akses bantuan dari Junta Militer Myanmar ini akan ditindaklanjuti oleh Sekjen ASEAN dan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
"Bagaimana bantuan kemanusiaan dapat dilanjutkan, dengan catatan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai rakyat yang memerlukannya," tutur Retno.
Baca juga: Menteri Luar Negeri ASEAN Berkumpul di Jakarta Bahas Perdamaian Myanmar
Adapun pertemuan Menlu-menlu ASEAN di Sekretariat ASEAN memang secara khusus membahas isu Myanmar. Pertemuan ini dilabeli sebagai Special ASEAN Foreign Ministers Meeting.
Bahkan, dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan data-data mengenai meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi sejak terjadinya kudeta sampai saat ini.
Masih banyaknya kekerasan di Myanmar juga menandai tidak adanya kemajuan signifikan dari pelaksanaan Five-Point Consensus (5PC).
Para Menlu ASEAN juga kecewa dengan mandeknya implementasi 5PC. Bahkan, beberapa negara menyampaikan rasa frustrasinya terhadap tidak adanya kemajuan ini. Alih-alih ada kemajuan, situasi bahkan dikatakan memburuk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.