Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retno Marsudi Bertemu Menlu dan Menhan Perancis, Bahas Situasi Myanmar hingga Ukraina

Kompas.com - 22/02/2022, 11:13 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru saja melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly dan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian.

Pertemuan dengan kedua menteri tersebut dilakukan secara terpisah, tetapi terdapat satu isu yang beririsan, yakni terkait dengan perkembangan situasi di Ukraina dan Myanmar.

Retno mengatakan, pertemuan dengan Menhan Parly difokuskan pada tukar pikiran situasi di kawasan Eropa dan Asia.

"Perkembangan di Ukraina dan Myanmar dibahas dalam pertemuan. Pertemuan juga membahas kerjasama strategis di berbagai bidang, termasuk di bidang pertahanan," kata Retno seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (22/2/2022).

Ia menjelaskan, kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Perancis tidak hanya fokus pada pembelian alutsista.

Baca juga: Retno Marsudi Telepon Menlu Ukraina dan Rusia, Singgung Dialog dan Diplomasi untuk Selesaikan Konflik

Namun, juga terkiat dengan pengembangan kapasitas, riset, dan produksi bersama.

"Serta investasi dalam rangka memperkuat industri strategis nasional," kata Retno.

Sementara itu, dengan Menlu Le Drian, Retno membahas tentang kerja sama bilateral di bidang kesehatan, transisi energi, hambatan perdagangan komoditi, dan Indo Pasifik.

"Dan pertukaran pandangan mengenai perkembangan di Ukraina dan Myanmar," kata Retno.

Kedua pihak sepakat untuk terus perkuat kerja sama kesehatan.

Dalam konteks yang lebih strategis, Perancis telah menyampaikan dukungan kepada Indonesia untuk menjadi salah satu hub dari pengembangan vaksin mRNA di Kawasan Asia.

“Dalam jangka panjang, kami ingin meningkatkan kapasitas produksi vaksin mRNA. Perluasan hub produksi dan transfer teknologi vaksin ke negara-negara berkembang dapat mendorong pemerataan dan keadilan vaksinasi dunia," ujar Retno.

Baca juga: Menlu: Implementasi 5 Poin Konsensus Myanmar Tak Ada Kemajuan Signifikan

Di sisi lain, Retno juga mengajak Perancis untuk meningkatkan investasi di Indonesia, terutama di bidang transisi energi.

Hal ini sejalan dengan kesepakatan kedua negara yang tertuang dalam Letter of Intent on Cooperation to Accelerate Energy Transition in Indonesia.

Retno juga mendorong agar di masa presidensi Perancis di Uni Eropa dapat dicapai kemajuan yang berarti dalam perundingan I-EU CEPA, dan tidak lagi ada diskriminasi terhadap kelapa sawit, termasuk dalam rancangan regulasi UE yang baru terkait deforestation free products.

Sementara terkait isu Myanmar, Retno mengungkapkan bahwa Indonesia terus mendorong implementasi 5 point-consensus (5 PC) yang masih belum mencapai kemajuan berarti.

Kedua Menlu juga saling tukar pandangan mengenai perkembangan di Ukraina.

"Indonesia berharap agar semua pihak memberikan kesempatan bagi negosiasi dan diplomasi untuk bekerja," tandas Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com