Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Terorisme: Perempuan, Senjata Siluman (Bagian 2)

Kompas.com - 27/10/2022, 12:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Reem el Riyashi (22), nama ibu muda itu, meledakkan diri di perbatasan Gaza. Aksinya menewaskan dirinya, empat orang Israel. Ia meninggalkan dua anak yang baru berusia tiga tahun dan 18 bulan.

Setelah Reem el Riyashi meledakkan diri, pemimpin spiritual Hamas saat itu, Sheikh Ahmad Yassin, mengatakan Riyashi telah membuka pintu bagi lebih banyak perempuan untuk menjadi pengebom bunuh diri melawan Israel. Ia bahkan mendesak agar makin banyak perempuan menjadi relawan.

Barangkali, di Palestina yang paling kondang adalah Leila Khaled. Dokter lulusan Universitas Amerika di Beirut ini menjadi perempuan pertama Palestina yang membajak pesawat.

Anggota Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) ini, pada 29 Agustus 1969 membajak pesawat Boeing 737 milik Trans World Airlines yang tengah terbang dari Roma menuju Athena.

Lalu, 6 September 1970, ia membajak pesawat milik Israel, El Al Nahas yang terbang dari Amsterdam ke New York. Kisahnya difilmkan oleh sutradara asal Swedia, Lina Makboul, dengan judul Leila Khaled the Hijacker (2005).

Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme juga terjadi di Peru (bergabung dengan Sendero Luminoso atau Shining Path yakni kelompok gerilyawan komunis yang mengikuti ideologi Marxisme-Leninisme-Maoisme didirikan tahun 1970), di Irlandia Utara, di Turki (tergabung dengan Partai Pekerja Kurdistan), di Filipina (dalam kelompok Abu Sayyaf), dan di Columbia (Pasukan Bersenjata Revolusioner Columbia/FARC).

Di Chechnya muncul kelompok yang disebut Black Widows. KataTony Halpin, dalam tulisannya di Times, sebutan Black Widows diambil dari pakaian yang mereka gunakan, gaun panjang warna hitam yang menutup seluruh tubuh.

Biasanya di balik pakaian hitam itu diikatkan bahan peledak dan pecahan peluru meriam. Sasaran aksi mereka adalah orang-orang Rusia.

Namun, tidak semua yang disebut "Janda-janda Hitam" adalah mereka yang kehilangan suami, ada pula yang kehilangan saudara lelaki atau keluarga dekat. Salah satu aksi mereka adalah menyerang teater Moscow Dubrovka (2002) dan penyanderaan 700 orang yang tengah menonton pertunjukan di teater itu. Sebanyak 19 dari 41 penyandera adalah "Janda-janda Hitam" ini.

Senjata siluman

Sejarah kelompok-kelompok ini adalah bukti bahwa perempuan telah menjadi peserta aktif dalam banyak gelombang terorisme di seluruh dunia. Mereka ada yang bertindak sendiri, lone wolf, ada pula yang menjadi bagian dari organisasi atau kelompok teroris.

Sejak itu, perempuan menjadi senjata siluman yang ideal bagi kelompok teroris. Mereka cenderung tidak dicurigai atau digeledah oleh petugas keamanan.

Di Irak dan di Afganistan, misalnya, mereka digunakan untuk menyerang jantung pasukan koalisi pimpinan AS.

Baca juga: Fakta-fakta Siti Elina Terobos Istana Merdeka: Terafiliasi Kelompok Terlarang dan Punya Banyak Senjata

Taktik menjadi senjata siluman sangat efektif. Dan, mampu menarik perhatian media, perhatian dunia.

Yang dilakukan Kanapathipillai Manjula Devi di Colombo, Sri Lanka, 25 April 2006, salah satu contohnya. Ia berhasil berkali-kali mengunjungi klinik bersalin di rumah sakit militer dengan mengaku sebagai istri tentara. Akhirnya meledakkan diri klinik itu.

Pada akhirnya, dengan menjadi pengebom bunuh diri, bagi mereka tidak berlaku lagi teori bahwa perempuan memilih mekanisme damai untuk resolusi konflik, beda dengan laki-laki yang cenderung memilih jalan kekerasan.

Sebab, perempuan secara inheren lebih cenderung ke arah moderasi, kompromi, dan toleran. 

Baca juga: Baca juga: Terorisme: Kelas Dua ke Kelas Satu (Bagian 3)

(Bersambung.... )

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com