Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas. Dia menyebut Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.
“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
Pernyataan Ganjar soal siap jadi capres rupanya juga berbuntut panjang. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Ganjar mengaku bersedia menjadi calon RI-1 jika partainya berkenan mengusung dia.
Ini merupakan kata "siap" pertama dari Ganjar. Sebelumnya, dia lebih banyak diam dan mengaku tunduk pada partai soal pencapresan, kendati banyak yang mendorongnya maju sebagai capres.
"Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube BeritaSatu, Selasa (18/10/2022).
"Ketika partai kemudian sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya, semua orang mesti siap soal itu," tuturnya.
Baca juga: Saat PDI-P Bela Ganjar yang Nyatakan Siap Maju Capres...
Kendati demikian, Ganjar mengatakan, dirinya menghormati etika politik di internal PDI-P. Bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu kini tengah membangun relasi dengan sejumlah partai politik untuk pemilu.
Namun, Ganjar juga bilang, ihwal survei seharusnya tak diabaikan dalam mempertimbangkan nama capres cawapres. Menurutnya, survei menjadi bagian dari suara rakyat.
"Tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbincangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan toh," ucap Ganjar.
Mulanya, PDI-P tak mempersoalkan pernyataan Ganjar itu. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto malah terkesan membelanya dengan menyebut pernyataan Ganjar masih dalam batas wajar.
Namun, belakangan, Ganjar dipanggil oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P. Dia lantas dijatuhi sanksi berupa teguran lisan karena menyatakan siap jadi capres.
Pernyataan Ganjar itu dianggap menimbulkan multitafsir di masyarakat.
"Supaya keadilan di partai itu ditegakkan kepada seluruh anggota dari Sabang sampai Merauke, maka kami, saya sampaikan jatuhkan sanksi-sanksi teguran lisan kepada Pak Ganjar Pranowo sebagai kader," kata Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Senin (24/10/2022).
Ganjar pun mengaku menerima sanksi tersebut. Dia menegaskan bahwa keputusan soal capres PDI-P merupakan wewenang Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.
"Pak Sekjen sudah bicara, lihat baju saya, semua keputusan terkait pilpres adalah keputusan ketum," kata Ganjar di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Senin.