Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat.
Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB.
Meski varian baru XBB cepat menular, Syahril menyebut fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
Baca juga: Seberapa Bahaya Subvarian Baru Omicron XBB? Ini Kata Epidemiolog
Kendati demikian, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19.
Sebab, berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi.
Dalam tujuh hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.
Ia lantas meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan testing apabila mengalami gejala Covid-19.
Baca juga: Kasus Pertama Covid-19 Omicron XBB di RI: Gejala hingga Penularannya
“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19,” jelas dia.
Menurut peningkatan kasus XBB di Negeri Singa itu sudah jauh lebih cepat dari varian sebelumnya, yaitu BA.5 dan BA.2.
“Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," kata Syahril.
(Penulis : Singgih Wiryono, Fika Nurul Ulya | Editor : Nursita Sari, Bagus Santosa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.