Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Respon Luar Biasa Pemerintah Atasi Gangguan Ginjal Akut Misterius Anak

Kompas.com - 22/10/2022, 13:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menimpa anak-anak di Indonesia kian meningka. 

Kementerian Kesehatan melaporkan, pada September lalu, kasus ini baru mencapai 78 kasus. Namun pada Jumat (21/10/2022) kemarin, Kemenkes melaporkan ada 241 kasus yang tersebar di 22 provinsi. 

Dari data terbaru, 133 anak atau sekitar 55 persen di antaranya meninggal dunia setelah didiagnosis mengidap penyakit tersebut.

Baca juga: UPDATE: 86 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Akut, 47 di Antaranya Meninggal Dunia

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mendorong pemerintah agar menetapkan peristiwa ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Ini kejadiannya, apa ini biasa? Enggak biasa, ini luar biasa. Jadi jangan sampai ada tindakan-tindakan ataupun respons-respons yang juga biasa," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Ketua DPR Puan Maharani pun turut menyampaikan hal serupa. Sebab, menurutnya, sudah banyak masyarakat yang resah atas kasus ini.

Baca juga: Waspada Gangguan Ginjal Akut, Ini Cara Ukur Pipis Anak yang Normal

“Kasus gagal ginjal akut pada anak sudah cukup mengkhawatirkan. Kalau dari data-data yang ada sudah memenuhi syarat, segara tetapkan penyakin ini sebagai KLB,” papar Puan dalam keterangannya, Jumat.

Namun demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, bahwa melonjaknya kasus gagal ginjal akut pada anak ini belum bisa masuk kategori KLB. Hal itu, kata dia berdasarkan kajian yang pihaknya lakukan bersama dengan epidemiolog dan sejumlah pakar.

"Status KLB kita sudah diskusi belum masuk KLB," ucap Budi dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: 2 Balita Dirawat RSAM Bandar Lampung karena Alami Gejala Gagal Ginjal Akut

Peredaran obat sirup dibatasi

Sejauh ini, pemerintah telah melarang tenaga medis dan apoteker untuk meresepkan obat sirup kepada masyarakat. 

 

Langkah itu diambil setelah pemerintah meneliti pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo (RSCM) Jakarta. Dari 11 pasien, tujuh di antaranya memiliki zat kimia berbahaya di dalam tubuhnya, meliputi etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE.

Senyawa kimia ini mampu membuat ginjal rusak. Pasalnya, ketiga senyawa tersebut memicu adanya kalsium oksalat dalam tubuh dan selanjutnya menjadi kristal-kristal di dalam ginjal.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Anak Menunjukkan Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius?

"Kalau masuk ke ginjal jadi kristal kecil tajam-tajam sehingga rusak ginjalnya. Nah, 7 dari 11 balita (di RSCM) ternyata ada senyawa kimia. Ternyata ginjal-ginjalnya rusak karena adanya kalsium oksalat," beber Budi.

Tak sampai di sana, Kemenkes juga turut mendatangi rumah 156 pasien serta mencari obat-obatan yang mereka konsumsi. Obat-obatan tersebut lantas langsung diteliti oleh Badan Penelitian Obat dan Makanan (BPOM).

"Kita datangi semua rumah-rumah tersebut. Dari 241 (pasien), kita sudah datang ke 156. Dari 156 itu kita sudah menemukan obat-obat yang ada di lemari keluarga ini yang jenisnya sirup," jelasnya.

Baca juga: Kontaminasi Etilen Glikol Sebabkan Gagal Ginjal Akut Misterius? 4 Hal yang Harus Diketahui

Menurut Dicky, langkah pemerintah yang melarang sementara waktu pemakaian obat-obatan sirup merupakan langkah yang luar biasa. Namun, jika langkah itu tidak didukung regulasi yang tegas, maka hal itu bisa saja sia-sia.

"Terjadi enggak kepatuhan di lapangan? Efektif enggak imbauan ini? Nyampe enggak? Jalurnya sudah dibuat lebih cepat dan efektif enggak komunikasi ini?" kata Dicky.

 

Janji buka daftar obat

Sejauh ini, Budi menyatakan bahwa dirinya telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo tentang obat-obatan yang dikonsumsi pasien serta diteliti BPOM.

"Pak Presiden bilang, 'Pak Menkes dibuka saja biar tenang masyarakat'. Dan kita lakukan transparansi ke publik," ucapnya.

Baca juga: Kini Ada 86 Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Jakarta, Bertambah 15 dalam 3 Hari

Nantinya, obat-obat yang ditemukan itu akan dikerucutkan lagi, termasuk jika perusahaan yang memproduksi obat mampu membuktikan bahwa tidak ada senyawa/zat kimia berbahaya dalam kandungannya.

Daftarnya pun bisa saja bertambah, mengingat baru 156 rumah pasien yang didatangi dan ditemukan obat tersebut. Jika ada obat baru yang belum ada dalam daftar, pihaknya bakal mendaftarkan obat tersebut ke dalam daftar.

"Ini list-nya sementara, nih. Kalau nanti mereka bisa buktikan bahwa ini impurities-nya (cemaran etilen glikol-nya) mereka di bawah ambang batas, silakan. Kita harap dengan adanya list ini, sehingga kita bisa lebih pasti penyebabnya kira-kira di mana," beber dia.

Baca juga: Menkes Sebut Ada Kristal Kecil Tajam di Ginjal Pasien Gagal Ginjak Akut Misterius

Selain obat-obat yang tengah diteliti, pihaknya pun bakal membuka daftar obat-obatan sirup yang aman kepada publik.

Keputusan ini sudah disetujui oleh Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), ahli farmakologi, hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat ini kata Budi, BPOM tengah menyisir puluhan ribu obat-obat sirup tersebut.

"BPOM nanti akan lihat dari sekian ribu atau sekian puluh ribu ini obat-obatan sirup, mana yang tidak ada polietilen glikol-nya. Itu nanti akan dibuka. Jadi harapan weekend ini, ya," jelas Budi.

Jadi pelajaran buat BPOM

Sementara itu, Inspektur Utama BPOM Elin Herlina menyampaikan, masifnya kasus gagal ginjal akut misterius ini merupakan pelajaran berharga bagi institusinya.

Baca juga: Kemenkes Periksa 102 Obat yang Dikonsumsi Pasien Gangguan Ginjal Akut

Inspektur Utama BPOM Elin Herlina memastikan, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan, khususnya pada bahan cemaran yang berbahaya bagi manusia, yaitu etilen glikol dan dietilen glikol (DEG).

"Tentu dengan adanya kejadian ini merupakan pembelajaran bagi kami terus mengintensifkan pengawasan khususnya terhadap bahan cemaran yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal ini yaitu EG dengan DEG sebagai cemaran dalam produk obat," kata Elin di kesempatan yang sama.

Sejauh ini kata Elin, pihaknya bertugas mengawasi obat-obatan dan makanan yang beredar di seantero Indonesia.

Baca juga: Cegah Gagal Ginjal Akut, Dinkes Medan Minta Apotek Tak Jual 5 Obat Sirup Ini

Mekanisme pengawasan yang dilakukan BPOM umumnya sama, yaitu dengan melakukan pengujian atau analisis terhadap produk untuk memastikan bahwa produk tersebut bermutu dan aman.

Pada saat yang sama, ia juga meminta agar industri farmasi juga turut bertanggungjawab atas keamanan produk mereka sesuai dengan UU yang berlaku.

"Kemudian melaporkan kepada kami dan kami berikan batas waktu. Kami nanti akan petakan seperti apa petanya, dan kemungkinan nanti kita akan melakukan juga tindak lanjut dari peta tersebut," jelas Elin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com