Menurutnya, rekam jejak Puan jelas, pernah menjadi Ketua Fraksi PDI-P di DPR, menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dan kini Ketua DPR RI.
Bagi Trimedya, langkah Ganjar yang bermanuver untuk Pilpres 2024 sudah kelewat batas. Dia menyebut Ganjar kemlinthi atau dalam istilah orang Jawa berarti sombong atau congkak.
“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: GP Mania Nilai Kesiapan Ganjar Jadi Capres adalah Sinyal Dukungan Megawati
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pernyataan Ganjar soal siap menjadi capres merupakan langkah reaktif atas manuver tokoh-tokoh lain yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden seperti Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Anies Baswedan dari Partai Nasdem.
Lewat pernyataannya, Ganjar dinilai berupaya memberikan sinyal positif ke partai-partai yang meliriknya sebagai capres.
Di sisi lain, ucapan Gubernur Jawa Tengah itu juga seolah menunjukkan ketidaksabarannya melihat dinamika di internal PDI-P yang kurang agresif merespons potensinya sebagai capres.
"Supaya tidak ketinggalan dan kehilangan momentum yang diciptakan, Ganjar akhirnya memilih tidak diam dan kembali berusaha meyakinkan partainya bahwa dirinya layak dicapreskan," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Namun demikian, kata Umam, sikap Ganjar itu seolah tidak sejalan dengan arahan PDI-P sebelumnya. Berulang kali Megawati telah mewanti-wanti agar kadernya tidak bermanuver terkait proses pencapresan.
Ditegaskan pula oleh pimpinan partai banteng bahwa ihwal capres dan cawapres merupakan hak prerogatif dirinya selaku ketua umum.
Baca juga: Ganjar Siap Maju Jadi Capres, Airlangga: Nanti Kita Bahas
Oleh karenanya, Umam menilai, sikap Ganjar yang terang-terangan menyatakan siap maju sebagai capres bisa dinilai offside alias mendahului elite partai lainnya.
"Sikapnya seolah selangkah lebih maju dibanding sikap elite PDI-P dan seolah ingin mengajari bagaimana pengambilan keputusan dibuat di internal partainya yang sebaiknya diputuskan lebih cepat dan mempertimbangkan betul respons para pendukungnya," ujar Umam.
Umam menyebutkan, dinamika ini bisa melahirkan kembali serangan-serangan elite PDI-P ke Ganjar. Bukan tidak mungkin Gubernur Jawa Tengah itu akan kembali disebut kemajon atau bahkan kemlinthi.
Padahal, semestinya Ganjar bisa lebih bersabar sembari melihat situasi politik yang berkembang.
"Jika Ganjar kembali bermanuver, seolah menekan atau bahkan menggurui bagaimana keputusan pencapresan itu dilakukan di internal PDI-P, maka hal itu bisa menguatkan kembali resistensi politik di internal partainya," kata dosen Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.