Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Awalnya Duga Gangguan Ginjal Akut Sebuah MIS-C, tapi Tak Seperti Umumnya

Kompas.com - 18/10/2022, 16:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menduga kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak awalnya mengarah pada Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.

Namun demikian, Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyatakan, dugaan ini dipatahkan karena beberapa penderita gangguan ginjal akut tidak membaik ketika diberi tata laksana penanganan dan pengobatan untuk MIS-C.

MIS-C adalah komplikasi yang dapat muncul pada pasien Covid-19 anak, di mana terjadi peradangan di berbagai sistem organ termasuk ginjal.

"Awalnya para ahli ginjal anak menduga ini sebuah MIS-C. Tapi tidak seperti MIS-C umumnya, tata laksana yang diberikan pada anak-anak dengan AKI progresif ini tidak memberi hasil yang memuaskan," kata Piprim dalam live Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (18/10/2022).

Baca juga: 13 Anak di DI Yogyakarta Ditemukan Gagal Ginjal Misterius

Piprim mengakui, saat ini memang ada beberapa dugaan yang sudah dikumpulkan IDAI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, ada beberapa virus yang kemungkinan jadi penyebab gangguan ginjal akut.

Virus-virus tersebut ditemukan di dalam tubuh pasien. Ragam jenis virus yang dimaksud, yaitu leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya.

Kendati begitu, banyaknya jenis virus ini membuat penyebabnya tak bisa disimpulkan secara konklusif.

"Belum konklusif menuju ke satu titik (atau satu jenis virus). Karena pengalaman teman-teman daerah satu dan yang lain berbeda-beda, ada yang bagus dikasih (pengobatan) ini, ada yang bagus dikasih itu. Ini memang namanya misterius," ucap dia.

Di sisi lain, tim penyelidikan terus menginvestigasi kemungkinan adanya keracunan/intoksikasi dari etilen glikol sebagai pembelajaran dari kasus di Gambia.

Di negara itu, puluhan anak meninggal dunia karena gagal ginjal akibat mengonsumsi obat parasetamol sirup mengandung senyawa kimia etilen glikol.

"Apakah parasetamol atau obat pilek yang kemudian di situ ada campuran etilen glikol. Kita sedang dalam investigasi, mudah-mudahan bisa dikeluarkan oleh Kemenkes hasilnya," sebut Piprim.

Baca juga: Kondisi 49 Pasien Gangguan Ginjal Akut di Jakarta, 25 di Antaranya Meninggal Dunia

Karena masih berupa dugaan-dugaan, ia lantas mengimbau masyarakat tetap hati-hati. Sebagai pencegahan, ia meminta orangtua menghindari terlebih dahulu konsumsi parasetamol maupun obat batuk sirup.

"Kemarin dengan sistem kewaspadaan kita belajar dari kasus Gambia, maka IDAI merekomendasikan untuk sementara ini sampai jelas buktinya hindarkan konsumsi obat-obat seperti ini," imbau Piprim.

Sebagai informasi, gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah.

Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com