Salin Artikel

IDAI Awalnya Duga Gangguan Ginjal Akut Sebuah MIS-C, tapi Tak Seperti Umumnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menduga kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak awalnya mengarah pada Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.

Namun demikian, Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyatakan, dugaan ini dipatahkan karena beberapa penderita gangguan ginjal akut tidak membaik ketika diberi tata laksana penanganan dan pengobatan untuk MIS-C.

MIS-C adalah komplikasi yang dapat muncul pada pasien Covid-19 anak, di mana terjadi peradangan di berbagai sistem organ termasuk ginjal.

"Awalnya para ahli ginjal anak menduga ini sebuah MIS-C. Tapi tidak seperti MIS-C umumnya, tata laksana yang diberikan pada anak-anak dengan AKI progresif ini tidak memberi hasil yang memuaskan," kata Piprim dalam live Instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (18/10/2022).

Piprim mengakui, saat ini memang ada beberapa dugaan yang sudah dikumpulkan IDAI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, ada beberapa virus yang kemungkinan jadi penyebab gangguan ginjal akut.

Virus-virus tersebut ditemukan di dalam tubuh pasien. Ragam jenis virus yang dimaksud, yaitu leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya.

Kendati begitu, banyaknya jenis virus ini membuat penyebabnya tak bisa disimpulkan secara konklusif.

"Belum konklusif menuju ke satu titik (atau satu jenis virus). Karena pengalaman teman-teman daerah satu dan yang lain berbeda-beda, ada yang bagus dikasih (pengobatan) ini, ada yang bagus dikasih itu. Ini memang namanya misterius," ucap dia.

Di sisi lain, tim penyelidikan terus menginvestigasi kemungkinan adanya keracunan/intoksikasi dari etilen glikol sebagai pembelajaran dari kasus di Gambia.

Di negara itu, puluhan anak meninggal dunia karena gagal ginjal akibat mengonsumsi obat parasetamol sirup mengandung senyawa kimia etilen glikol.

"Apakah parasetamol atau obat pilek yang kemudian di situ ada campuran etilen glikol. Kita sedang dalam investigasi, mudah-mudahan bisa dikeluarkan oleh Kemenkes hasilnya," sebut Piprim.

Karena masih berupa dugaan-dugaan, ia lantas mengimbau masyarakat tetap hati-hati. Sebagai pencegahan, ia meminta orangtua menghindari terlebih dahulu konsumsi parasetamol maupun obat batuk sirup.

"Kemarin dengan sistem kewaspadaan kita belajar dari kasus Gambia, maka IDAI merekomendasikan untuk sementara ini sampai jelas buktinya hindarkan konsumsi obat-obat seperti ini," imbau Piprim.

Sebagai informasi, gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah.

Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/18/16072041/idai-awalnya-duga-gangguan-ginjal-akut-sebuah-mis-c-tapi-tak-seperti-umumnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke