Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Betapa "Kepo" dan "Baper" Bangsa Ini (Antara Ferdy, Teddy, dan Lesty)

Kompas.com - 17/10/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANGSA ini terus didera dengan beragam persoalan yang tidak ada selesainya. Belum kelar kasus Ferdy, kini meruyak kasus Teddy. Yang tuntas untuk sementara hanyalah kasus Lesty.

Nama-nama tersebut akhir-akhir ini begitu “membetot” perhatian kita. Kesulitan hidup akibat dampak kenaikan harga bahan bakar minyal (BBM) menjadi sedikit teralihkan karena masifnya pemberitaan kasus-kasus tersebut.

Kasus Ferdy (Sambo), Teddy (Minahasa), dan Lesty (Kejora) menjadi atensi publik dan diberitakan dengan gencar, berikut segala “bumbu” beritanya karena menyangkut pejabat publik dan figur publik.

Jika Ferdy dan Teddy menjadi gambaran utuh dari institusi negara yang bernama Polri, maka Lesty adalah representasi dari kehidupan selebritas yang diidokakan publik.

Ketiga sosok ini; Ferdy, Teddy, dan Lesty adalah idealisasi gambaran publik akan capaian karir, puncak ketenaran, dan kelimpahan materi.

Citra diri dari masing-masing personal ini begitu dipuja, dihormat, dan diidamkan setiap orang. Setiap aktifitas mereka tidak lepas dari pemberitaan, apalagi sekarang ini.

Berpangkat jenderal dan memiliki jabatan “mentereng” adalah impian banyak orang. Tidak semua polisi bisa menjadi jenderal.

Jenjang jenderal hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang memiliki karir cemerlang dan mempunyai “garis tangan” yang bagus.

Hanya mengandalkan kepintaran dan mempunyai riwayat pekerjaan yang “moncer” saja ternyata belum cukup. Kata sahabat saya yang berdinas di kepolisian, faktor keturunan pun juga memberi andil dalam kenaikan pangkat.

Tidak hanya bobot dan bebet saja yang dibutuhkan, tetapi juga bibit. Jika ayah seorang polisi menyandang pangkat jenderal, besar kemungkinan “garis tangan” menjadi jenderal pun semakin terbuka lebar untuk lulusan akademi kepolisian.

Walau tidak menjadi adagium, jenderal membawa jenderal adalah kosakata yang jamak bagi karir yang ingin menanjak.

Mengingat pangkat jenderal susah didapat dan hanya jabatan-jabatan tertentu membutuhkan pangkat jenderal maka menjadi jenderal adalah kebanggaan.

Saya adalah anak “kolong” untuk menyebut dari keluarga militer, begitu paham dengan “bully” yang dilontarkan teman-teman saat bersekolah dulu.

Walau ayah berpangkat sersan, tetapi saya bangga karena ayah saya ikut beberapa kali operasi militer. Teman-teman selalu menabalkan saya dengan anaknya sersan perang.

Sebaliknya saya pun juga kerap mengejek seorang teman dengan sebutan anaknya “kolonel salep”, yakni sebutan untuk personel militer yang bertugas di bagian medis.

Saya tidak bisa membayangkan gaya bercanda anak-anak kolong sekarang atau anak-anak polisi dewasa ini seiring dengan makin “meruyaknya” komersialisasi jabatan dan pangkat.

Di saat menjabat kepala kepolisian wilayah sudah memiliki mobil mewah dan motor “gede” adalah hal biasa.

Presiden Joko Widodo saat hendak memberi pengarahan kepada pejabat Mabes Polri, kapolda, dan kapolres se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022).(Dokumentasi/Sekretariat Presiden) Presiden Joko Widodo saat hendak memberi pengarahan kepada pejabat Mabes Polri, kapolda, dan kapolres se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Keprihatian Presiden Joko Widodo saat mengumpulkan seluruh pejabat utama Mabes Polri, seluruh kapolres dan kapolrestabes serta kapolda se- tanah air di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 14 Oktober 2022, adalah kulminasi dari masukan, informasi dan pengaduan miring terhadap personel polisi yang diterima Jokowi.

Jokowi dalam taklimatnya meminta seluruh pejabat teras di lingkungan Polri bisa menjadi panutan bagi anak buahnya. Bisa mengerem gaya hidup mewah yang selama ini dipamerkan dengan sadar oleh para pimpinan Polri.

Polisi tidak boleh terlibat dengan aksi-aksi kejahatan yang selama ini menjadi tugas polisi untuk memberantasnya.

Mindset publik terhadap sosok jenderal, kapolres, atau kapoltabes yang selama ini glamour, mengenakan baju necis, berkendaraan mewah, memamerkan motor gede dan melalaikan tugas apalagi menjadi bagian dari kejahatan, menemukan momentumkan ketika kasus Ferdy dan Teddy muncul di permukaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com