Saat jabatan kian menapak dan duit bisa datang tanpa diundang, Teddy Minahasa lalai bahwa amanah yang diemban harus dirawat dengan baik. Harta senilai Rp 29 miliar bisa hilang dengan sekejap karena sejatinya itu adalah titipanNya.
Ibu-ibu dan kaum perempuan di manapun berada sepertinya tidak legowo begitu mendengar Lesty Kejora telah mencabut laporan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Polres Jakarta Selatan.
Lesty bahkan memaafkan tingkah kasar suaminya Rizky Billar dan memintanya berjanji untuk tidak mengulangi KDRT.
Lesty melakukan itu semua demi buah hatinya dan ingin mempertahankan bahtera rumah tanggganya bersama Rizky.
Pengaggum Lesty sampai kapan pun tidak bisa menerima tindak kekerasan yang dilakukan Rizky terhadap idolanya.
Mereka mengecam kesabaran “tingkat dewa” yang dilakukan Lesty. Bagi netizen, Rizky harus dihukum karena telah terang-terangan melempar bola biliar dan mencekik leher Lesty.
Perbuatan Rizky yang tidak jantan dan merendahkan harkat istrinya pantas diganjar hukuman penjara.
Netizen, ibu-ibu pengggemar sinetron bahkan kita pun terlalu “kepo” dan “baper” menanggapi kasus Lesty.
Kata kepo dan baper merupakan satu dari sekian banyak bahasa gaul yang sering diucapkan oleh kaum milenial hingga generasi Z. Istilah ini kerap dipakaikan untuk berinteraksi dalam percakapan sehari-hari.
Makna kepo merupakan singkatan dari kalimat Bahasa Inggris, yaitu knowing every particular object yang artinya mengetahui setiap objek tertentu. Ada beberapa perbedaaan pengertian dari kata kepo dari beberapa daerah.
Dalam Bahasa Hokkien Tionghoa Medan atau Tionghoa Sumatera, kepo sering diartikan atau digunakan untuk memarahi, mengejek orang lain yang dinilai melakukan pekerjaan yang bukan pekerjaannya.
Sementara kepo dari Bahasa Singlish atau Singaporean English berasal dari kata kaypoh yang berarti sifat seseorang yang selalu ingin ikut campur masalah orang lain. Kaypoh juga bermakna rasa penasaran yang lebih dan ingin tahu akan segala hal.
Sementara “baper” mengandung arti “bawa perasaan”. Bahasa gaul ini ditujukan kepada mereka yang mudah memasukkan perkataan atau perbuatan ke dalam hati atau gampang tersinggung.
Mensikapi rekonsiliasi Lesty dengan Rizky, munculnya kasus Ferdy dan Teddy membuat kita begitu “kepo” dan “baper”.
Betulkah kasus Lesty dengan Rizky hanya settingan belaka? Apakah mereka melakukan drama bak sinetron itu demi pundi-pundi dan menyelamatkan kontrak dan endorsement?
Betulkah terkuaknya kasus Teddy karena imbas dari konflik antarfaksi di tubuh Polri? Benarkah konsorsium Sambo 303 memang nyata adanya?
Kita begitu “kepo” dan “baper” dalam mensikapi persoalan yang ada. Kita juga “kepo” dan “baper” dengan kasus mengharu biru Lesty dan Rizky tanpa pernah mencoba menyadari berada di posisi Lesty atau Rzky.
Kita juga terlalu “kepo” dan “baper” dengan bejatnya kelakuan Ferdy dan Teddy tanpa pernah menyadari berada di posisi sebagai Listyo Sigit Prabowo bahkan Jokowi yang tengah dirundung malu dan kecewa dengan perilaku tercela tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.