"Jadi, kita anggap bahwa mungkin infeksi ini bukan sebagai penyebab utamanya. Mungkin ada sindrom Long Covid-19, itu memang selalu kita cari," katanya lagi.
Baca juga: IDAI: Penderita Gangguan Ginjal Akut Misterius Didominasi Balita
Lebih lanjut, Eka mengaku belum menemukan jawaban yang spesifik atas kasus tersebut. Sehingga, tidak bisa menyimpulkan adanya keterkaitan antara gangguan ginjal akut dengan vaksinasi Covid-19 yang belum didapatkan oleh balita.
Namun, kata Eka, penderita gangguan ginjal akut didominasi oleh balita.
Berdasarkan data IDAI, ada 75 kasus yang ditemukan pada bayi dengan usia 1-5 tahun dan 35 kasus pada bayi usia 0-1 tahun.
"Saya rasa saya tidak punya data untuk pernyataan apakah berhubungan (dengan vaksinasi), tapi kenyataannya memang yang mengalami gangguan ini adalah kelompok yang belum divaksin. Tapi, apakah itu berhubungan, saya rasa mungkin perlu (penelitian) secara detil," kata Eka.
Baca juga: Meningkat, Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Jadi 152 Kasus
Sebagai informasi per 14 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius sudah dialami oleh 152 orang. Jumlah itu meningkat dari sebelumnya 146 kasus. Data ini didapat dari laporan 16 cabang IDAI.
Berdasarkan sebaran dari 152 kasus per 14 Oktober 2022, DKI Jakarta memiliki kasus AKI terbanyak, diikuti oleh Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, Bali, dan Yogyakarta.
Gangguan ginjal akut misterius di DKI Jakarta saat ini mencapai 49 kasus. Kemudian, di Jawa Barat mencapai 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus, dan Yogyakarta sebanyak 11 kasus.
Baca juga: IDAI: Penderita Gangguan Ginjal Akut Misterius Tak Miliki Kelainan Ginjal Bawaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.