"Setelah (mendengar berita di Gambia) itu, baru lah memang intoksikasi ini kami periksakan. Tapi sebetulnya yang tadi konsisten itu adalah adanya hyper inflamasi yang lebih banyak, yang sangat mungkin terkait MIS-C," ujar Eka.
Baca juga: Gejala Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Demam hingga Intensitas Kencing Berkurang
Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyatakan, ada dugaan kasus gangguan ginjal akut dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.
Dugaan ini merupakan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang mempunyai kasus serupa.
"Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan)," kata Syahril kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Namun, dugaan masih ditelusuri. IDAI sendiri sudah mencari berbagai panel infeksi virus di dalam tubuh anak-anak dengan beragam metode pemeriksaan.
Metode yang dilakukan adalah swab tenggorokan untuk memeriksa infeksi virus pada saluran pernapasan.
Lalu, melakukan swab rektal dari anus untuk mencari infeksi-infeksi yang oriental penyebab diare atau infeksi pencernaan.
Sayangnya, belum ditemukan jenis virus yang seragam yang menyebabkan infeksi.
"Kami masih mencari. Tapi yang jelas anak-anak ini tidak hanya mengalami gangguan pada ginjal. Saat kami melakukan pemeriksaan laboratorium dan mengamati gejala klinisnya, mereka mengalami apa yang kami sebut dengan peradangan di banyak organ," ucap Eka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.