Dia mengatakan, penyebab kematian ratusan orang dalam Tragedi Kanjuruhan adalah ulah Aremania-julukan suporter Arema FC-yang saling berdesak-desakan dan bahkan melakukan kekerasan saat mencoba keluar dari stadion.
Baca juga: CEK FAKTA: Kesaksian Penjual Dawet soal Gas Air Mata dan Aremania Mabuk Tak Valid, Penuh Kejanggalan
"Gas air matanya sebetulnya enggak terlalu anu (bahaya) kok. Cuman ini uyel-uyelane (desak-desakannya) sama sodok-sodokane (sikut-sikutannya) sama jejeg-jejegan (saling tendang) sesama suporter (yang lebih mematikan)," kata perempuan itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada suporter yang bertindak brutal dengan memukuli seorang petugas polisi. Padahal, polisi itu sedang mencoba menyelamatkan seorang anak kecil dari kerumunan massa.
"Pak polisi ini menolong tapi dipukuli. Kenapa saya tahu? Karena saya selamat di toko saya," kata dia.
Suprapti mengaku menyelamatkan petugas polisi itu dengan membawanya ke toko dawet miliknya.
Namun, suporter masih mengejar dan bahkan berupaya memukul polisi tersebut dengan menggunakan gentong dawet miliknya.
Kekerasan itu, menurut dia, terjadi karena para suporter Arema FC menenggak minuman keras dan obat terlarang.
"Lha wong suporter sak durunge wes ngombe kabeh (sebelumnya sudah minum miras semua) yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol... yang saya tolong Mas Nawi (suporter) itu ternyata juga pemabuk," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.